Minggu, 09 Mei 2010

8 alasan kenapa pilih DR. H. Bagong Sutrisnadi W, Drs, MSi for Jember 1

1. Terbukti Berpengalaman
2. Peduli kepada masyarakat
3. Bersih dari kasus korupsi
4. Rendah Hati
5. Dedikasi tinggi dalam memegang amanah
6. Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda
7. Religius
8. Tidak memperkaya diri

Doa Seorang Hamba

Ya Allah berpagi-pagi kami bertaubat dan mengiklaskan diri untuk menegakkan syariah-Mu, tunjukan yang benar itu benar dan berilah kami kesabaran untuk menjalaninya. kuatkan imanku dan kuatkanlah jasadku untuk selalu menegakan sunnah-Mu. Semoga perjuangan ini sebagai investasi pahala hamba-Mu di yaumil akhir nanti. kuatkanlah ikatan saudaraku sesama muslim dalam memperjuangkan syariah-MU. Tidak ada satupun yang dapat menghalangi jikalau Engkau berkehendak atas sesuatu. Kuatkan tekadku untuk memperjuangkan pemimpin yang amanah, istiqomah dan sederhana menjadi pemimpin yang dicintai umatnya dan bermanfaat bagi semua. amin

Siapa yang Tahu Maksud Allah

Rasulullah pada suatu waktu pernah berkisah. Pada

zaman sebelum kalian, pernah ada seorang raja yang

amat dzalim.Hampir setiap orang pernah merasakan

kezalimannya itu.

Pada suatu ketika, raja zalim ini tertimpa penyakit

yangsangat berat. Maka seluruh tabib yang ada pada

kerajaan itu dikumpulkan. Dibawah ancaman pedang,

mereka disuruh untuk menyembuhkannya. Namun sayangnya

tidak ada satu tabib pun yang mampu menyembuhkannya.



Hingga akhirnya ada seorang Rahib yang mengatakan

bahwa penyakit sang raja itu hanya dapat disembuhkan

dengan memakan sejenis ikan tertentu, yang sayangnya

saat ini bukanlah musimnya ikan itu muncul ke

permukaan. Betapa gembiranya raja mendengar kabar ini.

Meskipun raja menyadari bahwa saat ini bukanlah musim

ikan itu muncul kepermukaan namun disuruhnya juga

semua orang untuk mencari ikan itu. Aneh bin ajaib

walaupun belum musimnya, ternyata ikan itu sangatlah

mudah ditemukan. Sehingga akhirnya sembuhlah raja itu

dari penyakitnya.



Di lain waktu dan tempat, ada seorang raja yang amat

terkenal kebijakannya. Ia sangat dicintai oleh

rakyatnya. Pada suatu ketika, raja yang bijaksana itu

jatuh sakit. Dan ternyata kesimpulan para tabib sama,

yaitu obatnya adalah sejenis ikan tertentu yang saat

ini sangat banyak terdapat di permukaan laut.Karena

itu mereka sangat optimis rajanya akan segera pulih

kembali.



Tapi apa yang terjadi? Ikan yang seharusnya banyak

dijumpai di permukaan laut itu, tidak ada satu pun

yang nampak..! Walaupun pihak kerajaan telah

mengirimkan para ahli selamnya, tetap saja ikan itu

tidak berhasil diketemukan. Sehingga akhirnya raja

yang

bijaksana itu pun mangkat...



Dikisahkan para malaikat pun kebingungan dengan

kejadian itu. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan

bertanya, "Ya Tuhan kami, apa sebabnya Engkau

menggiring ikan-ikan itu ke permukaan sehingga raja

yang zalim itu selamat;



sementara pada waktu raja yang bijaksana itu sakit,

Engkau menyembunyikan ikan-ikan itu ke dasar laut

sehingga akhirnya raja yang baik itu meninggal?"



Tuhan pun berfirman, "Wahai para malaikat-Ku,

sesungguhnya raja yang zalim itu pernah berbuat suatu

kebaikan. Karena itu Aku balas kebaikannya itu,

sehingga pada waktu dia datang menghadap-Ku, tidak ada

lagi kebaikan sedikitpun yang dibawanya. Dan Aku akan

tempatkan ia pada neraka yang paling bawah !



Sementara raja yang baik itu pernah berbuat salah

kepada-Ku, karena itu Aku hukum dia dengan

menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan

datang menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa

ada sedikit pun dosa padanya, karena hukuman

atas dosanya telah Kutunaikan seluruhnya di dunia!"





Kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari kisah

bersayap ini.



Pelajaran pertama adalah: Ada kesalahan yang

hukumannya langsung ditunaikan Allah di dunia ini

juga; sehingga dengan demikian di akhirat nanti dosa

itu tidak diperhitungkan-Nya lagi. Keyakinan hal ini

dapat menguatkan iman kita bila sedang tertimpa

musibah.



Pelajaran kedua adalah: Bila kita tidak pernah

tertimpa musibah, jangan terlena. Jangan-jangan Allah

'menghabiskan' tabungan kebaikan kita. Keyakinan akan

hal ini dapat menjaga kita untuk tidak terbuai dengan

lezatnya kenikmatan duniawi sehingga

melupakan urusan ukhrowi.



Pelajaran ketiga adalah: Musibah yang menimpa

seseorang belum tentu karena orang itu telah berbuat

kekeliruan. Keyakinan ini akan dapat mencegah kita

untuk tidak berprasangka buruk menyalahkannya, justru

yang timbul adalah keinginan untuk membantu

meringankan penderitaannya.



Pelajaran keempat adalah: Siapa yang tahu maksud Allah

?



( kisah diatas diambil dari buku " tutur bersayap ")




Minggu, 02 Mei 2010

Sebuah Monumen untuk putra Stanford

Semoga hari ini jadi hari terbaik untuk semua.

Semoga kita selalu terjaga dari sifat sombong dan suka merendahkan orang lain. Karena sesungguhnya tidak ada satu alasannpun yang bisa dipakai untuk membesarkan kesombongan dan tinggi hati. Kita tidak tahu seberapa 'nilai' orang lain hanya dengan melihatnya saja, bahkan kita tidak bisa mengukur luasnya kebesaran hati orang lain sebelum kita jauh berinteraksi dengan seseorang. Semoga kita bisa memetik hikmah dari kisah dibawah ini. Sebuah kisah nyata yang bisa saja terjadi disekitar kita

Sebuah Monumen untuk putra Stanford.

Seorang ibu setengah baya dengan suaminya yang tampak sederhana saja turun dari kereta yang datang dari Boston. Keduanya berjalan dengan perlahan menuju kantor Universitas Harvard untuk menemui pimpinan Universitas tanpa membuat janji terlebih dahulu.
Sekretaris menemui mereka dan melihat kedua orang itu tanpa perhatian serius. "Pak rektor akan sibuk sepanjang hari" katanya acuh tak acuh.
Kedua orang tua itu duduk menunggu berjam-jam dan sekretaris itu berharap mereka bosan dan pergi meninggalkan kantor rektorat. Tapi nyatanya bapak & ibu setengah baya itu tetap duduk menunggu sambil terus berharap bapak rektor segera menemui mereka.

Akhirnya sekretaris itu memutuskan untuk memberi tahu pak rektor sambil berkata'mungkin kalau bapakj menemui mereka beberapa menit saja mereka akan pergi" katanya karena merasa bersalah telah mengganggu atasannya. Orang se'penting dan sesibuk pimpinan Harvard University tentu tidak punya waktu mengobrol dengan tamu yang kelihatan tidak begitu 'keren' dan terpelajar itu.

Pak rektor akhirnya menemui mereka dengan memasang wajah berwibawa & tegas. Mereka tampak lega pak rektor akhirnya memberi waktu dan sang Ibu berkata "anak kami baru kuliah 1 tahun disini, dia sangat senang dan sangat mencintai kampusnya, tapi beberapa waktu yang lalu dia mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Kami memutuskan untuk membangun semacam monumen untuk dia dikampus ini."" demikian kata sang Ibu dengan bersemangat.

pak rektor sama sekali tidak tersentuh oleh ceritanya bahkan kaget "Bu.." katanya agak meremehkan " kita tidak bisa mendirikan monumen begitu saja setiap kali ana siswa Harvard yang meninggal dunia. nanti tempat ini akan mirip seperti pekuburan"!
"Oh, tidak" kata sang Ibu cepat-cepat, kami tidak ingin membuat semacam patung disini, kami mempertimbangkan untuk membangun sebuah gedung dengan nama anak kami."

Pak rektor semakin kaget sambil melirik pakaian sederhana sang ibu serta jas sang bapak yang jelas bukan dari jahitan designer. "Sebuah gedung?? apakah bapak ibu tahu berapa biaya membangun sebuah gedung??" tanya pak rektor. "Kami telah mengeluarkan dana lebih dari tujuh setengah juta dollar untuk membangun fasilitas di area universitas ini" sambung pak Rektor.

Untuk sesaat sang Ibu terdiam dan pak rektor kelihatan puas, kini mereka akan segera pergi.. pikirnya.

lalu sang Ibu meoleh perlahan pada suaminya dan berkata "hanya sekian rupanya untuk memulai sebuah universitas.. Kenapa kita tidak membangun universitas kita sendiri saja?"
Sang suami mengangguk dan wajah pak rektor menjadi kebingungan dan penasaran.

Lalu Bapak dan Ibu Leland Stanford meninggalkan halaman Harvard, pulang kembali ke Palo Alto, California dimana kemudian mereka mendirikan sebuah Universitas yang dinamakan anak mereka tercinta. sebuah monumen kenangan bagi anak mereka yang sangat bangga kuliah di Harvard namun universitasnya tidak memberi 'perhatian' sama sekali kepada mereka.

Itulah awal dari berdirinya Stanford University.

*** Setiap orang patut kita perlakukan dengan baik, kita tidak bisa menilai seseorang semata-mata dari penampilannya saja, apalagi merendahkannya. Sungguh bijaksana jika kita mampu menghargai dan memperlakukan orang lain dengan hormat. Bahkan mau mengenal pribadi-pribadi mereka lebih jauh. karena setiap orang selalu mempunyai sesuatu yang 'berharga' yang kadang tidak terlihat jika kita hanya melihatnya selintas saja...

Semoga hari ini jadi hari terbaik untuk semua.