Selasa, 15 Juni 2010

Notebook Lokal yang Go International
"Kini saatnya bagi kita untuk mendukung dan mencintai produk-produk dalam negeri"

Sabtu, 05 Juni 2010

Berapakah Potongan Pakaian Wanita Muslimah?

Berapakah Potongan Pakaian Wanita Muslimah?

Batasan Aurat

Apa Batasan Aurat Wanita di Depan Wanita yang Lain?
Batasan Aurat Wanita Muslimah
Batasan Aurat Wanita (Kewajiban Cadar / Niqah)
Hukum Melihat Gambar dan Film Porno

Penetapan Batasan Aurat
Aurat berasal dari bahasa Arab, "Aurah", yang berarti keaiban. Dalam fiqih,
aurat diartikan sebagai bagian tubuh seseorang yang wajib ditutupi dari
pandangan. Sabda Rasulullah SAW:
Seorang pria tidak boleh melihat aurat pria lain, dan begitu pula wanita
tidak boleh melihat aurat wanita lain. Dan tidak boleh seorang pria
bercampur dengan pria lain dalam satu pakaian
(HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, Tirmidhi)

Aurat pria yg tak boleh dilihat oleh pria lain dan aurat wanita yang tak boleh
dilihat oleh wanita lain adalah antara pusat dan lutut. Aurat wanita dalam
hubungannya dengan pria lain atau wanita yang tak seagama adalah seluruh
tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak tangan. Aisha meriwayatkan bahwa
saudaranya, Asma, pernah masuk ke rumah Rasulullah s.a.w. dengan berpakaian
tipis sehingga nampak kulitnya. Rasulullah s.a.w. berpaling dan mengatakan:
Hai Asma, sesungguhnya seorang perempuan bila sudah datang waktu haid,
tidak patut diperlihatkan tubuhnya itu, melainkan ini dan ini---sambil
ia menunjuk muka dan kedua telapak tangannya.
(HR Abu Dawud)

Menurut batas-batas ini, apa yang tak boleh dilihat tak boleh pula disentuh
baik oleh tangan maupun oleh anggota badan yang lain. Sabda Rasulullah:
Adalah lebih baik bagi seseorang untuk ditusuk tangannya dengan jarum besi,
daripada ia harus menyentuh wanita yang tak halal baginya
(HR Thabrani dan Baihaqi)

Bagi wanita yang melihat pria tidak pada auratnya selama tidak diikuti oleh
syahwat dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah, maka hukumnya adalah
mubah. Rasulullah SAW telah memperbolehkan Aisha untuk menyaksikan orang-orang
Habsyi yang telah melakukan permainan di masjid Madinah dengan cukup lama
sampai Aisha bosan dan pergi dari situ.

Namun ada perbedaan kecil antara seorang wanita yang melihat pria dengan
seorang pria yang melihat wanita. Secara umum, tabiat pria adalah lebih
agresif dibandingkan dengan wanita. Jika sesuatu menarik hati pria, biasanya
dia akan mencoba untuk mendapatkannya. Namun umumnya wanita agak lebih sukar
mengeluarkan perasaannya. Kebanyakan wanita tidaklah bersifat agresif, berani
dan nekad untuk membuat first move unutk mendapatkan pria yang menarik hatinya.
Melihat perbedaan ini, syariat Islam tidak menganggap wanita melihat pria akan
membawa mudharat yang lebih besar dibandingkan dengan pria melihat wanita.

Bagi pria, syariat Islam memaafkan pandangan pertama yang tak disengaja
terhadap wanita non Muhrim. Hukum ini berlandaskan kepada hadits Rasulullah
SAW:
Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah
saw: Apakah yang harus aku lakukan jika aku tidak sengaja memandang?
Jawab beliau: 'Palingkanlah pandanganmu itu'.
(HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan Thirmidhi)

Rasulullah SAW mengarahkan Ali: Ya Ali, jangan melihat dengan pandangan
yang kedua setelah pandangan pertama. Pandangan pertama dimaafkan
tetapi tidak pandangan yang kedua.
(HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmdihi)

Minggu, 09 Mei 2010

8 alasan kenapa pilih DR. H. Bagong Sutrisnadi W, Drs, MSi for Jember 1

1. Terbukti Berpengalaman
2. Peduli kepada masyarakat
3. Bersih dari kasus korupsi
4. Rendah Hati
5. Dedikasi tinggi dalam memegang amanah
6. Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda
7. Religius
8. Tidak memperkaya diri

Doa Seorang Hamba

Ya Allah berpagi-pagi kami bertaubat dan mengiklaskan diri untuk menegakkan syariah-Mu, tunjukan yang benar itu benar dan berilah kami kesabaran untuk menjalaninya. kuatkan imanku dan kuatkanlah jasadku untuk selalu menegakan sunnah-Mu. Semoga perjuangan ini sebagai investasi pahala hamba-Mu di yaumil akhir nanti. kuatkanlah ikatan saudaraku sesama muslim dalam memperjuangkan syariah-MU. Tidak ada satupun yang dapat menghalangi jikalau Engkau berkehendak atas sesuatu. Kuatkan tekadku untuk memperjuangkan pemimpin yang amanah, istiqomah dan sederhana menjadi pemimpin yang dicintai umatnya dan bermanfaat bagi semua. amin

Siapa yang Tahu Maksud Allah

Rasulullah pada suatu waktu pernah berkisah. Pada

zaman sebelum kalian, pernah ada seorang raja yang

amat dzalim.Hampir setiap orang pernah merasakan

kezalimannya itu.

Pada suatu ketika, raja zalim ini tertimpa penyakit

yangsangat berat. Maka seluruh tabib yang ada pada

kerajaan itu dikumpulkan. Dibawah ancaman pedang,

mereka disuruh untuk menyembuhkannya. Namun sayangnya

tidak ada satu tabib pun yang mampu menyembuhkannya.



Hingga akhirnya ada seorang Rahib yang mengatakan

bahwa penyakit sang raja itu hanya dapat disembuhkan

dengan memakan sejenis ikan tertentu, yang sayangnya

saat ini bukanlah musimnya ikan itu muncul ke

permukaan. Betapa gembiranya raja mendengar kabar ini.

Meskipun raja menyadari bahwa saat ini bukanlah musim

ikan itu muncul kepermukaan namun disuruhnya juga

semua orang untuk mencari ikan itu. Aneh bin ajaib

walaupun belum musimnya, ternyata ikan itu sangatlah

mudah ditemukan. Sehingga akhirnya sembuhlah raja itu

dari penyakitnya.



Di lain waktu dan tempat, ada seorang raja yang amat

terkenal kebijakannya. Ia sangat dicintai oleh

rakyatnya. Pada suatu ketika, raja yang bijaksana itu

jatuh sakit. Dan ternyata kesimpulan para tabib sama,

yaitu obatnya adalah sejenis ikan tertentu yang saat

ini sangat banyak terdapat di permukaan laut.Karena

itu mereka sangat optimis rajanya akan segera pulih

kembali.



Tapi apa yang terjadi? Ikan yang seharusnya banyak

dijumpai di permukaan laut itu, tidak ada satu pun

yang nampak..! Walaupun pihak kerajaan telah

mengirimkan para ahli selamnya, tetap saja ikan itu

tidak berhasil diketemukan. Sehingga akhirnya raja

yang

bijaksana itu pun mangkat...



Dikisahkan para malaikat pun kebingungan dengan

kejadian itu. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan

bertanya, "Ya Tuhan kami, apa sebabnya Engkau

menggiring ikan-ikan itu ke permukaan sehingga raja

yang zalim itu selamat;



sementara pada waktu raja yang bijaksana itu sakit,

Engkau menyembunyikan ikan-ikan itu ke dasar laut

sehingga akhirnya raja yang baik itu meninggal?"



Tuhan pun berfirman, "Wahai para malaikat-Ku,

sesungguhnya raja yang zalim itu pernah berbuat suatu

kebaikan. Karena itu Aku balas kebaikannya itu,

sehingga pada waktu dia datang menghadap-Ku, tidak ada

lagi kebaikan sedikitpun yang dibawanya. Dan Aku akan

tempatkan ia pada neraka yang paling bawah !



Sementara raja yang baik itu pernah berbuat salah

kepada-Ku, karena itu Aku hukum dia dengan

menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan

datang menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa

ada sedikit pun dosa padanya, karena hukuman

atas dosanya telah Kutunaikan seluruhnya di dunia!"





Kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari kisah

bersayap ini.



Pelajaran pertama adalah: Ada kesalahan yang

hukumannya langsung ditunaikan Allah di dunia ini

juga; sehingga dengan demikian di akhirat nanti dosa

itu tidak diperhitungkan-Nya lagi. Keyakinan hal ini

dapat menguatkan iman kita bila sedang tertimpa

musibah.



Pelajaran kedua adalah: Bila kita tidak pernah

tertimpa musibah, jangan terlena. Jangan-jangan Allah

'menghabiskan' tabungan kebaikan kita. Keyakinan akan

hal ini dapat menjaga kita untuk tidak terbuai dengan

lezatnya kenikmatan duniawi sehingga

melupakan urusan ukhrowi.



Pelajaran ketiga adalah: Musibah yang menimpa

seseorang belum tentu karena orang itu telah berbuat

kekeliruan. Keyakinan ini akan dapat mencegah kita

untuk tidak berprasangka buruk menyalahkannya, justru

yang timbul adalah keinginan untuk membantu

meringankan penderitaannya.



Pelajaran keempat adalah: Siapa yang tahu maksud Allah

?



( kisah diatas diambil dari buku " tutur bersayap ")




Minggu, 02 Mei 2010

Sebuah Monumen untuk putra Stanford

Semoga hari ini jadi hari terbaik untuk semua.

Semoga kita selalu terjaga dari sifat sombong dan suka merendahkan orang lain. Karena sesungguhnya tidak ada satu alasannpun yang bisa dipakai untuk membesarkan kesombongan dan tinggi hati. Kita tidak tahu seberapa 'nilai' orang lain hanya dengan melihatnya saja, bahkan kita tidak bisa mengukur luasnya kebesaran hati orang lain sebelum kita jauh berinteraksi dengan seseorang. Semoga kita bisa memetik hikmah dari kisah dibawah ini. Sebuah kisah nyata yang bisa saja terjadi disekitar kita

Sebuah Monumen untuk putra Stanford.

Seorang ibu setengah baya dengan suaminya yang tampak sederhana saja turun dari kereta yang datang dari Boston. Keduanya berjalan dengan perlahan menuju kantor Universitas Harvard untuk menemui pimpinan Universitas tanpa membuat janji terlebih dahulu.
Sekretaris menemui mereka dan melihat kedua orang itu tanpa perhatian serius. "Pak rektor akan sibuk sepanjang hari" katanya acuh tak acuh.
Kedua orang tua itu duduk menunggu berjam-jam dan sekretaris itu berharap mereka bosan dan pergi meninggalkan kantor rektorat. Tapi nyatanya bapak & ibu setengah baya itu tetap duduk menunggu sambil terus berharap bapak rektor segera menemui mereka.

Akhirnya sekretaris itu memutuskan untuk memberi tahu pak rektor sambil berkata'mungkin kalau bapakj menemui mereka beberapa menit saja mereka akan pergi" katanya karena merasa bersalah telah mengganggu atasannya. Orang se'penting dan sesibuk pimpinan Harvard University tentu tidak punya waktu mengobrol dengan tamu yang kelihatan tidak begitu 'keren' dan terpelajar itu.

Pak rektor akhirnya menemui mereka dengan memasang wajah berwibawa & tegas. Mereka tampak lega pak rektor akhirnya memberi waktu dan sang Ibu berkata "anak kami baru kuliah 1 tahun disini, dia sangat senang dan sangat mencintai kampusnya, tapi beberapa waktu yang lalu dia mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Kami memutuskan untuk membangun semacam monumen untuk dia dikampus ini."" demikian kata sang Ibu dengan bersemangat.

pak rektor sama sekali tidak tersentuh oleh ceritanya bahkan kaget "Bu.." katanya agak meremehkan " kita tidak bisa mendirikan monumen begitu saja setiap kali ana siswa Harvard yang meninggal dunia. nanti tempat ini akan mirip seperti pekuburan"!
"Oh, tidak" kata sang Ibu cepat-cepat, kami tidak ingin membuat semacam patung disini, kami mempertimbangkan untuk membangun sebuah gedung dengan nama anak kami."

Pak rektor semakin kaget sambil melirik pakaian sederhana sang ibu serta jas sang bapak yang jelas bukan dari jahitan designer. "Sebuah gedung?? apakah bapak ibu tahu berapa biaya membangun sebuah gedung??" tanya pak rektor. "Kami telah mengeluarkan dana lebih dari tujuh setengah juta dollar untuk membangun fasilitas di area universitas ini" sambung pak Rektor.

Untuk sesaat sang Ibu terdiam dan pak rektor kelihatan puas, kini mereka akan segera pergi.. pikirnya.

lalu sang Ibu meoleh perlahan pada suaminya dan berkata "hanya sekian rupanya untuk memulai sebuah universitas.. Kenapa kita tidak membangun universitas kita sendiri saja?"
Sang suami mengangguk dan wajah pak rektor menjadi kebingungan dan penasaran.

Lalu Bapak dan Ibu Leland Stanford meninggalkan halaman Harvard, pulang kembali ke Palo Alto, California dimana kemudian mereka mendirikan sebuah Universitas yang dinamakan anak mereka tercinta. sebuah monumen kenangan bagi anak mereka yang sangat bangga kuliah di Harvard namun universitasnya tidak memberi 'perhatian' sama sekali kepada mereka.

Itulah awal dari berdirinya Stanford University.

*** Setiap orang patut kita perlakukan dengan baik, kita tidak bisa menilai seseorang semata-mata dari penampilannya saja, apalagi merendahkannya. Sungguh bijaksana jika kita mampu menghargai dan memperlakukan orang lain dengan hormat. Bahkan mau mengenal pribadi-pribadi mereka lebih jauh. karena setiap orang selalu mempunyai sesuatu yang 'berharga' yang kadang tidak terlihat jika kita hanya melihatnya selintas saja...

Semoga hari ini jadi hari terbaik untuk semua.

Rabu, 28 April 2010

Mengapa Kita Harus Mukhoyam ?

1.MUKHOYYAM MERUPAKAN SARANA TARBIYAH
Manusia terdiri dari 3 unsur dasar yaitu: akal, ruh dan fisik. Pembinaan manusia seutuhnya menemukan kesempurnaannya apabila melingkupi ketiga unsur tersebut. Tarbiyah Islamiyah harus mencakup tarbiyah fikriyah, tarbiyah ruhiyah dan tarbiyah jasadiyah. Ketiganya harus saling mengisi dan melengkapi. Berbeda dengan sarana tarbiyah yang lain yang mencakup satu atau dua aspek, mukhoyyam mencakup ketiga aspek tersebut di atas, meskipun aspek jasadiyah lebih dominan terutama pada jenjang-jenjang awal.
Hal ini berarti Mukhoyyam sama kedudukannya dengan sarana tarbiyah yang lain dan wajib dilaksanakan dalam proses tarbiyah, hanya berbeda fungsi, muatan dan teknis pelaksanaannya. Usrah, halaqah, tatsqif merupakan kewajiban pekanan. Daurah, ta'lim, mabit dan rihlah merupakan kewajiban bulanan atau beberapa bulanan. Sedangkan mukhoyyam merupakan kewajiban tahunan.
"Mukhoyyam tidak bisa digantikan oleh perangkat tarbiyah lainnya. Sepanjang sejarah jamaah, mukhoyyam merupakan perangkat yang sangat menonjol dan selalu dibutuhkan oleh perangkat tarbiyah lainnya". Bahkan mukhoyyam disebut oleh para masyayikh sebagai mukammilut tarbiyah karena menyempurnakan perangkat-perangkat tarbiyah lainya.
Sebagai sarana tarbiyah mukhoyyam berfungsi sebagai: Sarana tajammu', tarbiyah dan tadribah kader dengan mukhoyyam para kader dapat berkumpul untuk berinteraksi, saling mengenal, saling memahami, bekerja sama dan saling menolong. Para peserta juga mendapatkan shibghah islami, melatih disiplin, melatih berbagai ketrampilan maupun keahlian yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kondisi-kondisi tertentu.

2.MUKHOYYAM MERUPAKAN DIKLAT WAJIB KEPANDUAN
Pendidikan dan latihan (Diklat) Kepanduan adalah sarana untuk merekrut dan membina anggota Pandu Keadilan. Dengan diklat ini diharapkan mencapai target "seluruh kader adalah anggota Pandu Keadilan dan seluruh kelompok pembinaan adalah regu Pandu Keadilan". Vakumnya mukhoyyam belakangan ini dampaknya sangatlah mengkhawatirkan. Bukan hanya semakin sulit mencari anggota Pandu Keadilan untuk pengamanan, tetapi juga semakin melunturnya wa'yul amni (sense of security) dan kedisiplinan di kalangan kader kita.
Diklat Kepanduan terdiri dari:
a.Diklat wajib, yaitu diklat Kepanduan yang wajib diikuti oleh seluruh kader sesuai dengan jenjang keanggotaannya. Diklat wajib hanya ada satu, yaitu mukhoyyam Pandu Keadilan (MPK) dengan penjenjangan sebagai berikut:
i. MPK Dasar 1 untuk Anggota Pemula
ii. MPK Dasar 2 untuk Angota Muda
iii. MPK Menengah 1 untuk Angota Madya
iv. MPK Menengah 2 untuk Anggota Dewasa
v. MPK Lanjutan 1 untuk Anggota Ahli
vi. MPK Lanjutan 2 untuk Anggota Purna

b.Diklat pilihan, yaitu diklat kepanduan yang dapat diikuti oleh kader yang
berminat dengan memenuhi syarat-syarat tertentu. Diklat pilihan terddiri dari:
i. Latihan Dasar Pandu Keadilan (LPK)
ii. Latihan Khusus (Latsus)
iii. Training For Trainers (TFT)
iv. Pendidikan Dasar Korps Satuan Tugas Keadilan (Diksar KORSAD)
V. Sedangkan untuk akhwat Pendidikan Dasar Barisan Putri Keadilan (Diksar SANTIKA)

3.MUKHOYYAM ENAK DIIKUTI DAN PERLU
Mukhoyyam bukan hanya kewajiban, tetapi menjadi kebutuhan yang enak dan perlu diikuti para kader-kader karena nilai-nilai positif yang didapat di dalamnya, di antaranya adalah:
a.Rekreatif
Latar belakang mukhoyyam adalah kelompok rihlah sehingga syarat muatan rihlah, hiburan dan penyegaran
b.Edukatif
Mukhoyyam mengandung aspek-aspek pendidikan berupa aspek afektif (pengetahuan), aspek kognitif (sikap) dan psikomotorik (perilaku). Instruktur mukhoyyam sudah lulus diklat TFT Pandu Keadilan, mengusai teori dan mempunyai fisik yang teruji. Mukhoyyam bukan perploncoan. Mukhoyyam juga tidak dengan 'iqab (hukuman).
c.Mengeratkan ukhuwwah
Mukhoyyam bukan sekedar berkumpul, tetapi menjalin simpul-simpul ukhuwwah sesama peserta di dalam maupun di luar regu / kelompok pembinaannya.
d.Menyehatkan
Mukhoyyam menyehatkan akal, fisik dan ruh. Mukhoyyam merupakan shibghah dan stimulan agar para peserta menindaklanjuti dengan pembiasaan muatan-muatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mukhoyyam juga enak dan aman diikuti karena merupakan prosedur standar pengamanan disetiap mata acara. Untuk menjamin kesehatan peserta, panitia juga harus selalu menyertakan tim medis (dokter dan asisten) sepanjang acara, termasuk ketika longmarch. Mukhoyyam merupakan hasil kajian yang panjang dengan masukan dari berbagai pihak dan mengalami beberapa kali penyempurnaan.
Pada akhirnya Mukhoyyam akan menghasilkan kader yang cerdas, bertaqwa, sehat, bugar, kuat, trampil, peka sosial, mampu membela diri sendiri, membela orang lain dan mempunyai daya juang yang tinggi untuk menegakkan kebenaran kapanpun dan di manapun berada.
Oleh karena itu Mukhoyyam merupakan kegiatan yang sangat penting karena pada akhirnya semua ibadah dan kewajiban manusia tidak akan dapat tertunaikan secara sempurna kecuali dengan keimanan, pengetahuan, ketaqwaan dan kekuatan fisik yang prima.
KAPAN LAGI KITA MERASAKAN MUKHOYYAM KALAU TIDAK SEKARANG, JANGAN SAMPAI KITA BELUM PERNAH MERASAKAN MUKHOYYAM SELAMA HIDUP KITA..... AYO....

Sumber: http://biro-pk-deptoke-sumsel.blogspot.com/2008/08/mengapa-kita-harus-mukhoyam.html

Jumat, 23 April 2010

Satu Hari, Satu Ayat Qur'an: Marah Yang Moderat & Sehat : Sesuai Syariat

"Sesungguhnya marah itu bara api yang dapat membakar lambung anak adam. Ingatlah bahwa sebaik-­baik orang adalah orang yang melambatkan (menahan) amarah dan mempercepat keridhaan, dan sejelek­-jelek orang adalah orang yang mempercepat amarah dan dan melambatkan ridha" (HR. Ahmad dari Abu Sa' id al-Khudriy)

Ketika ada yang bertanya, apakah anda pernah marah, pasti semua dari kita akan menjawab pernah. Tapi jika pertanyaannya diubah menjadi apakah anda akan marah bila melihat si kecil menumpahkan dan mengacak-acak makanan dilantai yang baru saja anda sapu dan pel? Jawabannya, pasti beragam. Mungkin sebagian dari kita akan menjawab "jelas marah lah !!", dan sebagian yang lain akan menjawab "namanya juga, anak kecil, kenapa harus marah?", atau mungkin sebagian yang lain akan menanggapi dengan keragu-raguan antara, marah dan tidak.

Marah, menurut Imam Al-Ghazali, dalam bukunya yang terkenal, Ihya Ulumuddin, pada hakikatnya merupakan gejolak hati yang mendorong agresifitas. Energi marah ini meledak untuk mencegah timbulnya hal-hal negatif juga untuk melegakan jiwa dan sebagai pembalasan akibat hal-hal negatif yang telah menimpa seseorang.

Menurut Linda L Davidof, dalam bukunya Introduction to Psychology, marah adalah suatu emosi yang mempunyai ciri-ciri aktivitas sistem syaraf simpatetik yang tinggi, dan adanya perasaan tidak suka yang amat kuat yang disebabkan adanya kesalahan, yang mungkin nyata salah atau mungkin pula tidak.

Bila kita lihat dari definisi yang diberikan oleh Linda diatas, kemarahan atau marah sangat tergantung dari persepsi orang yang bersangkutan. Artinya kemarahan yang dirasakan oleh kita akan berbeda dengan kemarahan yang dirasakan oleh orang lain dan atau suatu stimulus bisa menimbulkan kemarahan bagi satu individu tetapi belum tentu menimbulkan kemarahan bagi individu lainnya. Karena stimulus tersebut bisa dianggap sebagai suatu kesalahan bagi seseorang tetapi tidak bagi yang lainnya.

Pada umumnya marah mendorong seseorang pada tingkah laku agresif, seperti mengumpat, memukul, menendang, membanting, bahkan jika diteruskan pada tingkat yang lebih ekstrim prilaku ini dapat mengarah pada tindak kriminal seperti melukai, menyiksa atau bahkan membunuh. Tetapi, tentu saja ekspresi marah tidak selalu dalam bentuk tingkah laku agresif, karena pada sebagian orang marah ditunjukan dengan cara yang berlawanan dengan agresi seperti diam, mengurung diri, murung, atau menangis.



TIGA KARAKTER MARAH

Menurut Dr. Setiawan Budi Utomo (Anggota Dewan Syari'ah Nasional MUI), paling tidak, ada tiga karakter marah dalam Islam.

Pertama, yaitu rendah, dimana kemarahan yang mempunyai tingkat ekstrim rendah ini ditandai dengan ketidak mampuan seseorang untuk marah, pun disaat yang sebenarnya mengharuskan orang tersebut marah. Seperti saat menghadapi kemungkaran dan musuh-musuh Allah. (QS. AL-Fath: 29 dan At-Taubat:73).

Yang kedua dari karakter marah adalah tinggi. Kemarahan yang mempunyai tingkat ekstrim yang berlawanan dengan yang pertama ini ditandai dengan adanya sifat marah yang tidak terkontrol dan keluar dari akal sehat serta norma agama. Suatu hal yang sepele bisa menimbulkan kemarahan yang sangat bagi orang yang memiliki karakter kedua ini. Atau dalam Psikologi disebut sebagai orang tempremental.

Yang terakhir dan yang paling baik adalah karakter marah moderat. yaitu suatu sikap yang terpuji yaitu tetap berada dalam kendali akal sehat dan kesadaran agama, sekalipun dalam keadaan marah.

Kiat Mengendalikan Marah

Meluapkan kemarahan apalagi yang berlebihan, merupakan salah satu ekspresi memanjakan ego yang cenderung bersifat negatif, atau dalam al-Qur'an sering disebut dengan nafsu amarah (QS. Yusuf.53). Kita sering beranggapan bahwa dengan meluapkan kemarahan, kita akan melegakan kemarahan, padahal sebenarnya yang terjadi sering kali membuat orang yang bersangkutan tidak dapat mengontrol dirinya.

Dilihat dari aspek medis menurut para pakar, kemarahan dapat menimbulkan hipertensi, maag, gaugguan fungsi jantung, insomnia, kelelahan bahkan serangan jantung. Dalam konteks psiko social, luapan kemarahan mungkin dapat "menenangkan atau melegakan", tetapi efek lain dari luapan ini adalah dapat memutuskan tali cinta kasih, silaturahmi, dan mengacaukan komunikasi yang terjalin. Seseorang yang marah cenderung mengedepankan nafsunya dan mengesampingkan akal sehat dan agama. Maka berhati-hatilah karma ledakan amarah dapat menimbulkan permusuhan dan berefek buruk terhadap kesehatan mental kita.

Ada beberapa kiat untuk mengendalikan amarah, antara lain adalah:

· Memaafkan, sikap lembut dan tegar dengan mengharap ridha dan balasan baik dari Allah (QS. Al-Alraf.199, Ali Imran:134)

· Mengingat qishas di akherat, jika kita melampiaskan kemarahan. Riwayat Abu Ya'la ketika merasa kesal dengan Washif yang lambat melaksanakan tugas. Rasulullah menegurnya secara bijak seraya berkata, " Kalaulah tidak mencemaskan pembalasan di akhirat, niscaya aku beri engkau pelajaran"

· Mengingat pesan nabi dalam hadits Abu Dawud, " Duduk ketika sedang berdiri, tiduran ketika sedang duduk, jika masih marah, berwudhu atau mandilah dengan air dingin"

· Memikirkan kembali dengan tenang, tentang faktor yang menjadi pemicu marah, apakah memang sepatutnya disikapi dengan marah atau tidak.

· Tersenyum. Cobalah bercermm saat anda marah, dan lihatlah betapa jeleknya anda ketika marah dan tersenyumlah, percaya atau tidak, kemarahan yang anda, rasakan akan sirna perlahan-lahan.

· Positif thinking (husnudzon) dan mencoba memahami alasan sikap dan prilaku orang lain.

· Berlatih menunda amarah, dengan tidak mealampiaskan marah secara spontan dan refleks

· Coba dekatkan diri secara fisik kepada seseorang yang anda cintai disaat anda marah untuk menetralisir kemarahan. Misalnya dengan menggenggam tangannya. Kiat ini juga bisa kita gunakan untuk meredam kemarahan orang yang kita cintai pada kita.

· Diam dan dengarkan

· Ungkapkan kemarahan dengan tulisan.

· Komunikasi dan proaktif. Jangan harap orang lain dapat membaca fikiran kita atau mengetahui apa yang kita inginkan

· Membaca taawwudz seraya berdoa kepada Allah agar terhindar dari provokasi syetan dan jebakan fitnah yang menyesatkan." Allahumma Rabban Nabi Muhammad, ighfirlii dzambi wa adzbib ghaiddha qoIbii wa ajimii min mudhilatil fitan".

Ungkapkanlah kekesalan kita dengan tetap mengendalikan diri. Orang yang kuat menurut Islam bukanlah orang yang menakutkan ketika marah, melainkan orang yang mampu mengendalikan diri ketika marah sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairoh," Bukanlah disebut kuat orang yang pandai bergulat. Sesungguhnya orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika ia marah"

Akhirnya, mari kita tingkatkan terus keimanan kita kepada Allah dengan mendekatkan diri pada-Nya. Karena letak iman berada di hati sedangkan hati bersifat tidak tetap, maka selain itu jangan pula kita pernah lupa untuk terus memanjatkan doa pada Allah ta'ala, karena setiap tindakan/usaha tanpa dibarengi doa adalah ketakaburan dan sebaliknya doa tanpa dibarengi dengan usaha adalah kemalasan (Allah tidak akan mengubah keadaan seseorang kecuali orang itu yang mengubah dirinya dengan berusaha). Doa adalah usaha dan usaha adalah doa. Keduanya tak dapat dipisahkan dalam suatu pencapaian yang besar.

"Ya Lathif, lembutkanlah hati kami, sehingga menjadi lembut pula setiap tindakan yang kami lakukan. Lembutkanla hati kami untuk mudah menerima setiap ketetapan-Mu, lembutkanlah hati kami untuk mudah menerima segala perintah-Mu, sehinggga ia dapat kami jadikan sebagai penerang dalam hidup, sebagai pembimbing dalam langkah kami.

Ya Lathif, lembutkanlah hati kami, agar kami dapat memahami dan menjalani takdirmu dengan keikhlasan dan kelapangan Karena tiada yang dapat membuatnya menjadi lapang selain Engkau wahai menguasa jagad.

Ya Ghofar, ampunilah segala dosa kami dan kedua orang tua kami, ampunilah segala kehilafan dan kemarahan yang pernah kami lakukan, kemarahan yang pernah kami luapkan pada kedua orang tua kami, kemarahan yang pernah kami luapkan pada suami kami, anak-anak tak berdosa kami, teman-teman kami, tetangga-tetangga kami, guru-guru kami, murid-murid kami dan yang lainnya.

Ya Shabur, berikanlah kesabaran pada kami dalam menghadapi setiap cobaan yang engkau berikan, sehingga tidak ada kemarahan dalam menghadapi cobaan tersebut.

Ya Muqalibal Qulub, tetapkanlah hati kami, tetapkan ia untuk tetap komitmen dalam ikatanMu, tetapkan ia untuk terus mencari ridhaMu, sehingga setiap detik dari waktu yang kami lalui, setiap desah dari nafas yang terbuang, setiap tapak dari jalan yang kami susuri adalah ladang amal kebaikan, tetapkanlah hati kami, tetapkanlah ia pada jalan yang telah kau gariskan, tetapkanlah ia berpegang pada Qur'an dan SunahMu, sehingga kami tidak akan sesat pada jalan yang salah. Bersihkanlah ia dari penyakit-penyakit yang akan menggerogoti keimanan kami

Ya Lathif, Ya Ghofar, Ya Shobur, Ya Muqolibal qulub, Amien Ya robbal `alamin.


Ditulis oleh : Fira Aviyanthy

Tips Mengendalikan Amarah (2)

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. ( Qs Ali Imran : 133-134)

Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan egala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada nabi Muhammad Saw, juga kepada seluruh keluarga, para sahabatnya dan pengikutnya.
Setiap orang pasti pernah marah, dan bila orang marah sangat manusiawi dan normal. Bila marah itu menjadi bencana bagi diri sendiri dan bagi orang banyak itulah menjadi tidak normal. Marah yang sarat dengan dendam dan penuh kebencian itulah yang disebut dengan amarah diikuti dengan perbuatan yang menyakiti baik dalam kata maupun perbuatan. Memaki-maki, mengejek dan puncaknya rela melakukan terror.
Para ilmuwan mengatakan, secara psikologis marah termasuk reaksi pertahanan diri dan ekspresidari kecenderungan manusia untuk berbuat baik dan bijak. Sejak di dalam rahim seorang manusia telah belajar mengembangkan konsep diri. Pada perkembangan selanjutnya ma-rah berkembang menjadi sebuah cer-minan tanggung jawab. Kita marah bila ada sesuatu yang menjadi tanggung jawab kita tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dalam Islam tanggung jawab adalah amanah. Amanah bagi seorang manusia Muslim adalah jati diri sekaligus penentu kehadiran kita di dunia ini.
Jika kita mengikuti perkembangan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat maka kondisinya sangat memprihatinkan karena marah merupakan pakaian sehari-hari. Cara menyampaikan pendapat atas sesuatu yang tidak sejalan dengan pikiran terwujud dalam bentuk makian, ejekan dan diikuti dengan perusakan. Perusakan bukan fasilitas-fasilitas publik saja bahkan tertuju kepada tempat kantor-kantor sebagai pusat kewibawaaan pemerintah seperti kantor kepala daerah, kantor polisi, kantor pengadilan bahkan lebih dahsyat lagi rumah ibadahpun tidak segan untuk dirusak atau dibakar.
Mencermati perkembangan ini, dapat dikatakan bahwa nafsu amarah telah menguasai sebagian umat dengan berbagai alasan pembenaran tindakan yang dilakukan. Masih be-anikah kita menyatakan kita termasuk orang yang takwa bila nafsu amarah masih membelenggu jiwa. Allah sudah menentukan kriteria orang yang takwa seperti dalam su-rat Ali Imran 134 yaitu : (1) orang-orang yang menafkahkan (harta-nya) (2) orang-orang yang menahan amarahnya dan (3) mema`afkan (kesalahan) orang
Oleh karena itu mengendalikan amarah merupakan kebutuhan dalam mewujudkan takwa dan kita perlu merenungkan kembali peringatan Allah dan tuntunan nabi Saw. Allah Swt mengingat kepada Rasulullah Saw, dengan firman Nya :
berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.(Ali Imran 159).
Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya “Allah telah melembutkan hati beliau dalam menghadapi umatnya, ini adalah akhlak Rasulullah saw. Abdullah bin Umar berkata. Sesungguhnya, saya menemukan sifat Rasulullah saw, tutur katanya tidak kasar, hatinya tidak keras, tidak suka berteriak-teriak di pasar-pasar, dan tidak suka membalas kejahatan orang dengan kejahatan lagi, namun dia memaafkan dan mengampuninya.
Inilah acuan utama kita dalam mengendalikan amarah, Islam sangat mendorong pribadi Muslim agar bisa mencapai suatu tingkatan, yang terbebas dari rasa amarah. Selanjutnya Rasulullah selalu menasehati para sahabat untuk mengenda-ikan rasa marah. Dari Abu Hurairah diceritakan, “ Sesungguhnya ada s-orang lelaki menemui Rasulullah Saw dan berkata berilah aku nasihat, ‘Nasehat beliau, janganlah engkau marah, ‘ Demikianlah beliau mengulangi nasehat itu tiga kali “janganlah engkau marah.”. Dan pada kesempatan lain Rasulullah Saw mengingatkan bahwa : “Orang kuat bukanlah kuat dalam pergulatan, namun orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan nafsunya ketika marah.”Jika seorang hakim memutuskan perkara, Rasulullah saw menegaskan, “ Hendaklah seseorang tidak mengadili antara dua orang sementara dia sedang marah. “
Mengendalikan amarah.
Seperti diuraikan diatas bahwa marah adalah manusiawi, bahkan menunjukan kadar keimanan. Melihat kemungkaran, melihat ketidak adilan, agama dihina wajib hukum-nya untuk marah. Marah seperti ini adalah sesuai fitrah karena kita sudah mempunyai alasan yang objektif untuk marah. Wujud kemarahan itulah yang harus dikendalikan sehingga tidak merusak tetapi bermanfaat untuk melahirkan insiatif yang tetap dalam jalur Al Qur’an dan sunnah. Ada beberapa tuntunan praktis untuk mengendalikan amarah :
1. Jika kita marah dalam kondisi berdiri, maka duduklah dan ketika marah sedang duduk, maka berbaringlah. Insya Allah kemarahan dapat diredam dan aliran darah dapat normal kembali.
2. Jika sedang marah, berwudhu-ah dengan segera. Air adalah pendingin tubuh dan sekaligus penyejuk hati.
3. Redam dengan zikir. Zikir sangat efektif meredam marah dan membuat hati menjadi tenang. Jika sedang marah berisighfarlah dan ikuti “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Allah Swt berfirman: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar Ra’d :28)
4. Rubahlah kemarahan dengan kasih sayang. Allah swt berfirman : “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.
Semoga Allah Swt menjauhi kita dari amarah dan hati ini penuh rasa kasih sayang sesama manusia.
Wallahu ‘alamu bishowab
Semoga bermanfaat

H Marwan DS

Tips Mengendalikan Amarah

(Manajemen Qalbu Seri 38)

Hikam :

Dan bergeraklah menuju ampunan Allah yang memiliki surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang dijanjikan untuk orang-orang bertaqwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu sempit dan orang-orang yang suka menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang, Allah menunjuki orang-orang yang suka berbuat kebajikan. (Q.S. Ali Imron : 133-134)

Marah itu dapat merusak iman, seperti pahitnya jadam merusak manisnya madu. Tidaklah dikatakan pemberani karena seseorang cepat meluapkan amarahnya. Seorang pemberani adalah orang yang dapat menguasai diri dan hawa nafsunya ketika dia marah.

Dari Abu Hurairah, bahwasanya seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw: "Berilah nasehat kepadaku, Rasulullah bersabda janganlah kamu marah lalu beliau mengulanginya janganlah kamu marah."

Amarah tidak mutlak seratus persen terlarang karena amarah itu bagian dari karunia Allah swt. Yang harus kita ketahui amarah bagaimana yang bisa membawa barokah dan amarah bagaimana yang bisa mendatangkan musibah.

Menurut Rasulullah marah itu seperti jadam yang merusak manisnya madu. Sekuat apapun keimanan seseorang kalau dia pemarah bisa rusak keimanannya.

Ada orang yang lambat marahnya, lambat redanya dan lama bermusuhannya ini termasuk marah yang jelek. Ada juga orang yang cepat marah cepat juga redanya, ini termasuk marah yang kurang bagus. Ada juga orang yang cepat marah dan lambat redanya ini termasuk marah yang paling jelek. Dan yang paling bagus adalah lambat marahnya cepat redanya

Berbahagialah bagi orang yang punya kesadaran untuk menahan amarahnya, bukan tidak boleh marah tapi tahan sekuat-kuatnya. Kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat ramah, sopan kepada kita, makin banyak harapan kita kepada orang makin berpeluang kita sakit hati, jadi kita tidak bisa memaksa orang lain bersikap seperti yang kita inginkan. Yang harus kita usahakan, kita harus bisa menyikapi orang lain dengan sikap terbaik, apapun yang mereka lakukan.

Jadi kalau ada orang yang marah jangan ditentang tapi diterima, bukannya membenarkan kemarahan tapi memahaminya untuk damai. Dengan adanya amarah kita bela keluarga kita, dengan adanya amarah kita bela agama dan dengan adanya amarah kita bela orang lemah.

Rasulullah marah pada saat yang tepat dengan alasan yang tepat hasilnya manfaat. Seperti pada saat pembagian harta setelah perang Hunain berakhir. Kaum anshor menyebut Rasul tidak adil. Rasul marah dan berkata: "Jika Allah dan rasulnya tidak adil maka siapa lagi yang adil. Marahnya Rasul singkat, punya makna, mendalam dan tidak menyakiti siapapun tapi membangkitkan kesadaran. Yang paling penting kalau kita marah, orang bisa berubah menjadi lebih baik, tanpa terluka dan tanpa kita berperilaku dzalim.

Menahan amarah adalah dengan cara, banyak istighfar banyak membaca ta'awudz, berwudhu atau pindah dari tempat tersebut. Jangan biarkan kita berada di tempat yang memancing kemarahan dan jika kita sudah marah sebaiknya kita bertaubat kepada Allah swt.

sumber: http://islamarket.net/index.php/news/info-islam/104-manajemen-qalbu/350-tips-mengendalikan-amarah.html

PRINSIP-PRINSIP PRAKTIS MENGENDALIKAN AMARAH


Memang baik jika kita mengerti apa itu amarah, penyebabnya, bermacam-macam respon terhadapnya, penyataan Alkitab, reaksi yang sehat dan tak sehat, dan sebagainya. Namun lebih dari itu, apa yang Anda LAKUKAN terhadap perasaan marah saat ANDA mengalaminya sendiri.
Sebagai ringkasan, ada sepuluh prinsip praktis untuk menghadapi perasaan marah dan mengendalikannya.
Camkanlah selalu bahwa sebagai orang Kristen kita tidak dapat mengendalikan amarah (atau masalah lain) dengan mengandalkan kekuatan sendiri! Kita harus bersandar pada bimbingan dan kekuatan Roh Kudus. Dan bimbingan Roh Kudus paling dibutuhkan jika seseorang merasa dirinya baik tetapi sekaligus sedang marah.

Inilah sepuluh langkah praktis yang dapat Anda ambil:

  1. Sadari reaksi emosi anda. Tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang saya rasakan?".
  2. Kenali perasaan-perasaan Anda dan akui bila Anda memiliki perasaan tersebut. Mengakui perasaan marah tidak berarti Anda harus menyatakannya.
  3. Coba mengerti mengapa Anda marah. Apa penyebabnya? Kemarahan sering timbul karena frustrasi. Kita frustrasi karena keinginan, kerinduan, ambisi, harapan, dorongan, kehausan atau kehendak kita. Tanyakan pada diri Anda, "apakah saya marah karena frustrasi? Apa atau siapa penyebab frustrasi? Jalan positif bagaimana yang dapat saya pikirkan?"
    Alasan lain mengapa kita marah termasuk: kemungkinan terluka, baik secara fisik maupun emosi. Ras aman kita terancam dan sebagai benteng pertahanan, kita marah. Adanya ketidakadilan, baik terhadap orang lain, diri sendiri maupun masyarakat. Seringkali, amarah semacam ini disebut "marah suci", yang dapat dibenarkan. Tetapi berhati-hatilah dan jangan mengizinkan amarah Anda yang benar terhadap ketidakadilan dikacaukan oleh penyebab amarah yang mendasar, yakni: sikap mementingkan diri sendiri... penyebab utama amarah pada sebagian besar manusia. Jika kita mau jujur, kita menjadi sangat marah karena tidak dapat menjalankan cara kita, dan tidak memperoleh yang kita inginkan.
  4. Dapatkah Anda membangun situasi lain sehingga amarah tidak akan timbul? Apa yang telah Anda lakukan yang menyebabkan orang lain bereaksi sedemikian rupa sehingga Anda marah?
  5. Apakah marah adalah respon yang paling baik? Tuliskan akibat- akibat jika Anda marah. Respon apa yang paling baik? Apakah keramahan, simpati dan pengertian dari orang lain dapat menyelesaikan masalah? Dapatkah Anda mengakui perasaan Anda kepadanya?
  6. Apakah amarah Anda terlalu cepat muncul? Jika demikian, tariklha napas dalam-dalam atau hitunglah sampai sepuluh sebelum Anda marah. Pusatkan perhatian pada kelebihan dan kualitas positif orang lain daripada kebobrokannya.
  7. Apakah Anda terlalu kritis terhadap orang lain? Apa akibatnya? Jangan terlalu curiga terhadap orang lain. Dengar apa yang mereka katakan dan rasakanlah. Evaluasi komentar-komentar mereka daripada menyalahkannya. Mungkin saya mereka mempunyai sesuatu yang ingin ditawarkan kepada Anda. Apakah amarah atau kekritisan Anda yang berlebihan muncul dari keinginan untuk merasa diri lebih baik? Apakah pendapat-pendapat anda selalu tepat atau dapatkah usul-usul tersebut diperbaiki? Perhalus bicara dan reaksi Anda terhadap orang lain. Perhatikan sikap dan ekspresi Anda yang akan menunjukkan penolakan dan kritik terhadap orang lain. Dapatkah Anda mengungkapkan penghargaan dan pujian untuk menggantikan kekritisan yang berlebihan?
  8. Mungkin ada kalanya amarah atau sikap kritis yang berlebihan dapat dibenarkan. Jika Anda akan mengungkapkannya, rencanakan terlebih dulu dan nyatakan dengan kata-kata yang dapat diterima orang lain. Gunakan waktu, kebijaksanaan dan sertailah dengan kerinduan untuk menolong orang lain, bukannya menjatuhkannya.
    Carilah teman yang dapat diajak bicara dari hati ke hatii dan Anda dapat memperoleh masukan dari saran-sarannya. Akui perasaaan Anda dan mintalah bimbingannya.
    Sediakan waktu untuk mendoakan kesulitan-kesulitan dalam mengendalikan perasaaan. Akui keadaan Anda secara terbuka kepada Allah. Mohon pertolongan-Nya. Hafalkan ayat-ayat Alkitab yang berkaitan dengan amarah dan cara-cara berperilaku terhadap orang lain. Hafalkan dan pahami ayat-ayat tsb. dan praktekkanlah dalam hidup sehari-hari.
sumber: http://lead.sabda.org/prinsip_prinsip_praktis_mengendalikan_amarah_0

Mengendalikan Amarah

Kemarahan pada dasarnya merupakan suatu hal yang normal dan pasti pernah dialami oleh semua individu. Di satu sisi manusia memang harus melepaskan semua amarah yang ada di dalam dirinya agar diperoleh suatu kelegaan atau terlepas dari adanya suatu beban berat. Namun di sisi lain tentu saja dituntut cara-cara yang tepat untuk mengungkapkan kemarahan tersebut sebab jika tidak maka hal itu bisa merusak sendi-sendi kehidupan yang mungkin sudah tertata dengan baik. Dengan kata lain individu harus mampu mengendalikan kemarahan tersebut sebelum kemarahan itu justru yang mengendalikan hidupnya. Beberapa diantaranya menjadi sangat frustrasi karena menyadari bahwa dirinya begitu gampang terpancing untuk marah baik di kantor maupun di rumah sehingga tidak lagi mampu berinteraksi secara baik dengan orang lain (pacar, istri-anak, rekan kerja, maupun atasan-bawahan).

Dengan kondisi yang demikian tentu saja si "pemarah" tersebut harus mendapatkan pertolongan dari para profesional sebab ketidakberdayaan untuk mengendalikan amarah sudah menimbulkan masalah baru. Hal seperti ini tentu amat disayangkan mengingat bahwa rasa marah (amarah) sebenarnya bisa dikendalikan ataupun dicarikan cara yang tepat untuk mengeluarkannya. Inilah yang akan dicoba untuk dibahas dalam artikel singkat ini dengan suatu harapan bahwa para pembaca dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Amarah

Amarah adalah salahsatu bentuk emosi manusia yang sepenuhnya bersifat normal dan sehat. Setiap individu pasti pernah marah dengan berbagai alasan. Meski merupakan suatu hal yang wajar dan sehat, namun jika tidak dikendalikan dengan tepat dan bersifat destruktif maka amarah akan berpotensi besar untuk menimbulkan masalah baru, seperti masalah di tempat kerja, di keluarga, atau pun hubungan interpersonal.

Faktor penyebab mengapa seseorang menjadi marah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: external dan internal. Faktor external adalah hal-hal yang datang dari luar diri sang individu. Contoh: Anda marah kepada atasan atau bawahan anda; anda juga bisa menjadi marah karena terjebak macet atau tertundanya jadwal penerbangan. Di samping hal-hal external tersebut, kemarahan juga dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang ada di dalam diri anda. Dengan kata lain ada unfinished business yang bisa memicu anda untuk marah. Contoh: ketakutan atau kekuatiran terhadap suatu hal tertentu, ketidakmampuan dalam berinteraksi, adanya pengalaman traumatik atau pun kenangan pahit di masa lalu.

Pemberang vs Kalem

Sehubungan dengan kemarahan, dalam kehidupan sehari-hari seringkali dijumpai bahwa ada individu-individu tertentu yang sangat gampang marah. Mereka bisa marah terhadap hal apa saja, dengan siapa saja dan kapan saja. Singkat kata mereka ini lebih banyak menunjukkan kemarahan dibandingkan dengan individu-individu lainnya. Individu-individu seperti inilah yang biasa di sebut "Pemberang" atau sering pula disebut sebagai orang yang "emosional" (meski istilah ini menurut saya kurang tepat). Individu-individu ini amat sering terlihat mengomel, menggerutu, memboikot atau menarik diri dari pergaulan, berteriak, bahkan sampai melemparkan barang-barang atau mengeluarkan kata-kata tidak senonoh.

Sementara itu kita juga menjumpai bahwa ada individu yang jarang sekali terlihat marah bahkan seolah-olah tidak pernah marah. Mereka tidak meluapkan kemarahan dengan cara meledak-ledak tetapi lebih terlihat tenang-tenang saja (kalem) atau paling-paling hanya sebatas menggerutu atau mengeluh.

Individu yang mudah sekali menjadi marah biasanya adalah mereka yang memiliki tingkat toleransi yang rendah terhadap suatu tekanan atau hal-hal yang menyebabkan rasa frustrasi (low tolerance for frustration). Individu seperti ini menganggap bahwa mereka tidak selayaknya menerima kondisi yang tidak menyenangkan. Mereka sangat sulit mengambil hikmah dari situasi yang tidak menyenangkan dan menjadi marah ketika situasi "tidak berpihak" mereka seperti ketika sedang dikritik atau ditegur karena melakukan suatu kesalahan.

Adapun faktor yang bisa menjadi penyebab mengapa individu tertentu gampang sekali menjadi marah dapat dibagi dalam beberapa faktor sebagai berikut:

1. Genetik

Fakta genetik menunjukkan bahwa beberapa anak memang terlahir dengan karakteristik mudah marah. Hal ini bisa dilihat pada awal-awal tahun kehidupan sang anak.

2. Sosial-Budaya

Dalam budaya masyarakat tertentu amarah atau marah sering dianggap sebagai suatu hal yang negatif. Individu seringkali diajarkan bahwa mengungkapkan atau melepaskan kecemasan, depresi atau emosi yang lain adalah baik kecuali kemarahan. Akibatnya individu menjadi tidak pernah belajar bagaimana mengatasi rasa marah ataupun mengekpresikan kemarahan secara konstruktif.

3. Latarbelakang Keluarga

Tak bisa dipungkiri bahwa faktor keluarga memainkan peranan yang signifikan terhadap gampang atau tidaknya seseorang menjadi marah. Nampaknya pepatah kuno yang mengatakan bahwa "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" masih berlaku. Hasil penelitian membuktikan bahwa individu-individu yang gampang marah seringkali berasal dari keluarga yang berantakan dan tidak trampil dalam mengungkapkan emosi ataupun berkomunikasi. Selain itu dijumpai pula bahwa orangtua yang "pemberang" cenderung menghasilkan anak yang pemberang pula (workplaceblue.com).

Beberapa Pendekatan

Anda tidak mungkin menghilangkan atau menghindari sesuatu yang menjadi penyebab kemarahan. Andapun akan sangat sulit (bahkan tidak mungkin) untuk bisa mengubah orang lain agar tidak membuat anda marah. Satu hal yang bisa ada lakukan adalah mengendalikan emosi anda sendiri. Dalam rangka menyalurkan dan mengendalikan kemarahan, maka ada tiga pendekatan yang bisa dipilih:

1. Mengekspresikan Kemarahan secara Asertif

Mengekspresikan kemarahan anda dengan cara assertif - tidak agresif - merupakan cara yang paling sehat dalam mengungkapkan kemarahan. Untuk bisa melakukan hal ini maka anda harus belajar menentukan kebutuhan-kebutuhan anda dan bagaimana cara mencapainya tanpa harus menyakiti orang lain. Dengan bertindak asertif berarti anda menghormati diri anda sendiri dan orang lain. (baca artikel: Asertivitas)

2. Menahan Amarah dan Mengalihkannya

Hal ini terjadi ketika anda menahan rasa marah, berhenti memikirkannya dan mencoba memfokuskan diri pada sesuatu hal yang positif. Tujuannya adalah agar dapat mengurangi rasa marah yang sedang meluap dan mengubahnya menjadi tindakan yang konstruktif. Contoh: ketika sedang marah maka anda justru bekerja lebih lama dan produktif. Sayangnya cara ini bisa merugikan diri sendiri. Artinya jika kemarahan yang ditekan tersebut sudah sangat banyak dan tidak pernah dikeluarkan maka dapat mengakibatkan hipertensi, depresi atau pun tekanan darah tinggi.

3. Menenangkan Diri

Cara lain yang bisa ditempuh dalam mengendalikan kemarahan adalah dengan cara menenangkan diri, menarik nafas dalam-dalam dan mencoba meredakan emosi.. Dalam hal ini ketika amarah datang maka anda segera mengambil jarak dari sumber penyebab kemarahan dan mencoba untuk mengendalikan emosi yang sedang bergejolak di dalam diri anda sendiri. Dengan demikian diharapkan bahwa amarah yang ada di dalam diri anda berangsur-angsur mereda.

Mengendalikan Amarah

Beberapa hal berikut ini mungkin layak anda pertimbangkan untuk mengendalikan amarah:

1. Relaksasi

Melakukan relaksasi terbukti dapat membuat seseorang menjadi tenang dalam menghadapi berbagai situasi yang kurang menyenangkan atau penuh tekanan. Relaksasi dapat dilakukan dengan berbagai variasi, misalnya menarik nafas dalam-dalam, melakukan latihan-latihan ringan untuk mengendurkan otot-otot, atau pun dengan kata-kata: "relaks; tenang aja; take it easy; gak apa-apa kok".

2. Humor

Meskipun amarah merupakan suatu hal yang serius tetapi jika anda mau merenungkan atau mencermatinya secara mendalam maka tidak jarang di dalam kemarahan seringkali tersimpan hal-hal yang bisa membuat anda tertawa. Bahkan seringkali anda menemukan bahwa hal-hal yang menjadi penyebab kemarahan adalah suatu hal yang lucu dan sangat sepele. Namun demikian dalam penggunaan humor hendaklah perlu diperhatikan 2 hal: 1) jangan menggunakan humor hanya untuk mentertawakan masalah yang sedang anda hadapi tetapi gunakan humor sebagai suatu cara yang konstruktif untuk menyelesaikan masalah; 2) jangan menggunakan humor-humor yang bersifat kasar atau sarkastik sebab hal itu merupakan bentuk ekspresi kemarahan yang tidak sehat.

3. Mengubah Cara Pandang

Individu yang sedang marah cenderung mengumpat, mengutuk, menyumpah dan mengucapkan berbagai macam kata-kata yang menggambarkan perasaan di dalam hatinya. Ketika sedang marah maka pikiran anda dan tindakan bisa menjadi berlebih-lebihan dan dramatis. Oleh karena itu cobalah mengubah pikiran-pikiran yang berlebih-lebihan tersebut dengan suatu yang rasional. Contoh: daripada anda mengatakan: "ah, ini sangat mengerikan, hancur semuanya, ini adalah mimpi buruk bagi saya", cobalah mengubahnya dengan : "ya memang hal ini membuat saya frustrasi, dan saya bisa memahami mengapa saya menjadi marah, tetapi ini bukanlah akhir dari segala-galanya bagi saya dan kemarahan tidak akan mengubah apa-apa".

Mengingat bahwa amarah seringkali berubah menjadi irasional maka untuk mengendalikannya dibutuhkan pemikiran yang logis. Semakin anda bisa berpikir logis (bisa mempertimbangkan akibatnya dan berpikir jauh ke depan, dsb) maka akan semakin mudah anda mengendalikan amarah dalam diri. Ingatkan diri anda bahwa apa yang sedang terjadi pasti tidak hanya dialami oleh anda seorang diri dan dunia tidak pernah berpaling dari anda. Apa yang sedang terjadi hanyalah merupakan suatu "tinta merah" dalam kehidupan anda. Ingat-ingat akan hal ini setiap kali anda merasa marah supaya anda bisa mendapat pandangan yang lebih seimbang.

4. Selesaikan Masalah secara Tuntas

Mengingat bahwa kemarahan bisa dipicu oleh hal-hal yang datang dari dalam diri seperti adanya masalah yang belum terselesaikan, maka akan sangat baik jika anda menyelesaikan setiap masalah yang muncul sesegara mungkin dan tuntas. Meskipun dalam hidup mungkin ada masalah yang bisa terselesaikan tanpa campurtangan anda secara signifikan, namun alangkah baiknya jika anda membiasakan diri menyelesaikan setiap permasalahan yang berhubungan dengan diri anda. Dengan berkurangnya beban psikologis dalam diri anda maka kemungkinan menjadi marahpun akan berkurang.

5. Melatih cara Berkomunikasi

Dalam banyak kasus orang menjadi marah karena kegagalan dalam berkomunikasi. Contoh: ketidaksiapan dalam menghadapi perbedaan pendapat, tidak bersedia menjadi pendengar atau pun selalu berusaha memaksakan kehendak pada orang lain. Hal-hal seperti inilah yang biasanya membuat orang yang marah cenderung mengambil kesimpulan secara cepat dan kesimpulan tersebut seringkali aneh dan tak terduga.

Meskipun setiap individu berhak untuk membela diri ketika dikritik atau diajak adu argumentasi, namun untuk itu diperlukan ketenangan dan sikap untuk tidak merespon secara terburu-buru. Ada baiknya anda mendengarkan secara cermat apa yang ingin disampaikan oleh orang lain, bahkan ketika orang tersebut mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan anda. Hal ini memang memerlukan kesabaran dan sikap rendah hati dari anda, tetapi dampaknya akan sangat bermanfaat sebab ketika tidak timbul amarah dalam diri anda maka situasi yang ada pasti dapat dikendalikan. Hasil positifnya anda menjadi lebih matang dalam berkomunikasi.

6. Mengubah Lingkungan

Apa yang dimaksudkan dengan mengubah lingkungan dapat berupa penataan kembali tempat tinggal ataupun tempat kerja anda. Mengubah lingkungan dapat juga berarti merubah aturan main yang berlaku di lingkungan tersebut dan juga termasuk mengubah kebiasaan diri anda sendiri untuk menghindari lingkungan yang tidak menyenangkan atau keluar dari lingkungan tersebut untuk sementara waktu. Contoh: daripada anda menjadi marah-marah kepada rekan kerja karena jenuh dengan kondisi kerja yang ada, maka ada baiknya anda mengambil cuti kerja dan pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diri. Dengan cara ini maka pikiran anda akan menjadi fresh kembali dan siap bekerja tanpa marah-marah.

7. Melakukan Konseling

Mengingat bahwa setiap individu memiliki sumber daya yang berbeda dalam menghadapi suatu situasi yang penuh tekanan maka ketika anda merasa bahwa anda tidak lagi mampu mengendalikan amarah maka ada baiknya jika anda melakukan konseling dengan psikolog atau para profesional lainnya. Melalui bantuan para profesional ini anda mungkin akan diberikan bimbingan bagaimana cara-cara yang tepat dalam mengendalikan amarah agar tidak merusak aspek kehidupan yang lain. Tentu saja hasilnya tidak akan instant tetapi setidaknya hal itu akan membantu anda menjadi lebih baik.

Disamping hal-hal yang telah disebutkan diatas, mungkin masih banyak cara yang dapat dilakukan oleh anda untuk mengendali amarah di dalam diri. Salahsatu yang patut dicatat adalah dengan semakin mendekatkan diri pada TUHAN. Dengan kata lain ketika anda berada dalam situasi tidak menyenangkan dan anda ingat bahwa hal tersebut adalah dari TUHAN maka saya yakin anda pasti akan berpikir panjang untuk benar-benar menjadi marah. Anda tidak akan pernah bisa menghilangkan amarah tetapi anda bisa mengendalikannya. Hidup pasti akan selalu diwarnai oleh suka dan duka, frustrasi, kepahitan dan kehilangan, serta tindakan yang tak terduga dari orang lain atau lingkungan. Anda tidak bisa menghindari hal tersebut tetapi anda bisa mengubah cara bagaimana hal itu bisa mempengaruhi diri anda. Mengendalikan amarah akan membuat anda menjadi lebih tenang dan mampu menikmati hidup selamanya. Semoga Bermanfaat......


sumber: http://muba-rock.blogspot.com/2009/05/mengendalikan-amarah.html