Kamis, 26 Maret 2009

BAGAIMANA MENGATASI MASALAH (2)

Dihadang sebuah permasalahan memang kurang menyenangkan. Dibanding menggerutu ataupun meratapi nasib maka lebih baik bila permasalahan tersebut diselesaikan dengan kepala yang dingin. Berikut sekumpulan tips dalam mengatasi masalah yang saya dapatkan dari artikel-artikel motivasi yang pernah saya baca :

1. Menerima masalah dengan Ikhlas
Ketika menyadari bahwa kita sedang dirundung masalah, maka hal pertama yang dapat dilakukan adalah menerimanya dengan lapang dada. Jangan berusaha menyangkalnya, karena justru akan membuat masalah terasa semakin berat karena energi kita habis untuk ‘tidak mempercayai’ bahwa masalah tersebut menimpa kita. Jangan panik. Siapa tau dengan bersikap ikhlas maka akan timbul ide segar untuk memecahkan masalah tersebut

2. Kumpulkan informasi dan atau minta pertolongan
Cari tau apa penyebab permasalahan anda lalu kumpulkan informasi untuk memecahkannya. Mungkin anda bisa meminta nasehat orang-orang yang dekat dengan anda atau bertanya pada orang yang mahir dalam memecahkan permasalahan anda tersebut dsb. Niscaya kegelisahan dan kekuatiran anda akan permasalahan tersebut akan berkurang.
Misal : Saya mengalami masalah dengan hosting, maka yang bisa dilakukan adalah mengkontak tim support hosting tersebut ataupun bertanya ke teman-teman yang lebih berpengalaman dengan hosting tersebut, atau bisa juga dengan bertanya di forum-forum terkait maupun browsing mencari informasi sejenis di gugel dsb. Dengan demikian diharapkan permasalahan akan bisa terpecahkan.

3. Pilah-pilah masalah menjadi bagian-bagian kecil
Cukup susah bila harus menyelesaikan permasalahan besar. Kita bisa memisahkan permasalahan besar tersebut menjadi bagian-bagian kecil dan menyelesaikannya secara bertahap. Dengan memilah-milah maka gambaran permasalahan anda secara garis besar akan tergambar lebih jelas.
Misal : Anda mengalami permasalahan dalam mencari tambahan uang saku melalui internet. Penyebab bisa sangat kompleks, mungkin pada desain website anda, pengoptimalan web anda, konten yang tidak up to date karena sibuk, cara penulisan anda, program yang anda ikuti tidak cocok dengan anda, produk yang anda jual kurang peminat, kesulitan membagi waktu dengan pekerjaan offline, tidak fokus, blah..blah..blah..dsb..dsb..
Setelah mengidentifikasi berbagai penyebab masalah anda, maka anda bisa konsentrasi untuk memecahkannya satu persatu. Apabila pekerjaan-pekerjaan yang lebih kecil terselesaikan, maka secara keseluruhan akan menyelesaikan sebuah permasalahan yang lebih besar.

4. Temukan Hikmah ataupun pelajaran yang dapat dipetik
Selalu ada pelajaran yang dapat kita ambil dari setiap permasalahan yang menimpa kita. Jadikan hal tersebut sebuah pengalaman untuk membuat anda semakin berkembang dari hari ke hari. Mental anda akan semakin kuat bila semakin terbiasa menghadapi dan memecahkan berbagai masalah. Selalu cari tau dan tanyakan pada diri sendiri, adakah peluang tersembunyi di balik permasalahan saya?

5. Selalu jaga motivasi anda
Hindari perasaan ‘down’ pada diri anda. Jagalah semangat anda selalu. Jangan biarkan keadaan memadamkan kreativitas anda. Bersyukurlah selalu kepadaNya



MASALAH PASTI ADA, TAPI APA YANG SUDAH KITA BERIKAN? (1)


“ Pemberian yang didasari keterpaksaan dampaknya akan cepat pudar. Orang yang menerimanya tidak merasa apa-apa kecuali rasa malu dan kehinaan.” (Imam Ibnu Jauzi rahimahullah)

Mengampuni Orang Lain
(oleh Fu Xie)
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15)

Sakit hati adalah salah satu penyakit yang banyak terdapat pada orang. Penyakit ini tidak nampak namun berakibat fatal. Orang yang mengidap penyakit ini, waktu-waktunya menjadi tidak efisien dan efektif lagi. Pikiran dia selalu saja tertuju kepada orang yang membuatnya sakit hati. Yang ada pada pikirannya yaitu: "Biar dia merasakan apa yang saya rasakan. Malah kalau bisa, biar dia lebih sakit hati dari saya."

Sebenarnya menjadi sakit hati atau tidak adalah pilihan orang. Orang bisa memilih untuk sakit hati, tapi bisa juga dia memilih untuk tidak sakit hati. Ada orang diperlakukan tidak adil dan dia akhirnya sakit hati kepada orang yang memperlakukan tersebut. Namun bisa saja orang yang lain mengalami hal yang sama namun dia memilih untuk tidak sakit hati. Apakah perbedaannya?

Orang yang diperlakukan tidak benar namun tidak sakit karena ia memutuskan untuk mengampuni orang yang berbuat tadi. Inilah kunci untuk terhindar dari sakit hati, yaitu: mengampuni orang tersebut. Dengan mengampuni perbuatan orang tersebut maka kita menghilangkan perbuatan tersebut dalam memori otak kita. Sehingga memori otak kita bisa digunakan untuk hal-hal lain yang berguna.

Kalau kita tidak mengampuni orang yang bersalah kepada kita, ini berarti kita menyimpan peristiwa itu dalam pikiran kita. Pikiran kita menjadi penuh dengan peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan. Akibatnya pikiran kita akan menjadi tidak efektif lagi dipakai untuk hal-hal yang berguna. Otak kita selalu saja teringat kepada orang yang menyakitkan kita. Sementara orang yang kita ingat-ingat bisa tidur nyenyak, namun kita tidak bisa tidur nyenyak karena kita memikirkannya terus. Hal ini merugikan kita.

Dalam hati dari orang yang sakit hati tadi berpikir: "Kalau saja saya bisa membalas perbuatan dia, maka tentramlah hati saya. Biar dia mengalami apa yang saya alami, bahkan kalau bisa lebih parah lagi." Inilah yang ada dalam pikiran orang yang sakit hati. Ia mengamati terus kehidupan orang yang menyakitkannya. Hatinya sedikit "bahagia" jika mendengar bahwa orang tersebut mengalami kerugian atau bencana. Namun hatinya jadi tambah kesal kalau mendengar orang tersebut mengalami kemajuan dalam hidupnya. Sebenarnya kondisi semacam ini justru sangat merugikan orang yang sakit hati tadi.

Kalaupun benar bahwa orang yang menyakitkan hati kita mengalami bencana dalam hidupnya, hal ini sebenarnya tidaklah membuat kita menjadi lebih bahagia. Kita sedikit "lega" akan berita itu, namun kondisi kita sebenarnya tidaklah berubah. Jika kita bisa membalas perbuatan orang yang menyakitkan hati kita, kita sebenarnya tidaklah lebih beruntung.

Ambillah keputusan untuk mengampuni. Cukuplah sudah kerugian yang kita terima akibat perbuatan dia yang tidak benar. Namun jangan ditambah lagi dengan sakit hati. Jangan memperberat kondisi kita dengan memikirkan dia terus. Ampunilah dia dan lupakanlah dia.
Kesehatan tubuh kita bisa mudah terganggu jika kita memikirkannya terus.

Seseorang datang kepada saya dengan wajah yang penuh kekesalan. Dia mengatakan bahwa bos dia memperlakukannya dengan tidak adil. Akhirnya dia keluar dari perusahaan tersebut. Setelah bercakap-cakap beberapa lama, saya mengetahui bahwa dia sudah berpindah dari perusahaan yang satu ke perusahaan yang lain dengan alasan yang hampir sama. Dia mudah sekali tersinggung. Bahkan dalam kehidupan dia sehari- hari, dia mudah sekali sakit hati. Sudah lama, dia belum mendapatkan pekerjaan yang mapan, terus saja dia berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain. Dia menceritakan bahwa di setiap pekerjaan, ada saja orang-orang yang membuat dirinya kesal. Setiap kali dia pindah ke pekerjaan yang baru, dia berharap bos- nya yang baru ini tidak seperti yang dulu yang menyakitkan hatinya. Harapannya tinggi sekali. Namun akhirnya ada saja hal-hal yang membuatnya sakit hati lagi. Hal ini berlangsung terus menerus.

Apa sebenarnya yang terjadi dengan orang tadi? Dia mengalami sakit hati dengan peristiwa yang lama. Dia tidak membereskannya. Dia belum mengampuni orang yang menyakitkan hatinya. Dia dalam keadaan luka dan belum sembuh. Dalam keadaaan semacam ini, dia mudah sekali untuk luka kembali. Meskipun dia pindah ke tempat lain, namun kondisi dia sebenarnya masih luka. Meskipun dalam kasus yang berbeda, dia mudah untuk sakit hati lagi.
Seorang yang sakit hati, akan lebih mudah untuk sakit hati kembali. Akibatnya, kondisi dia menjadi semakin parah. Memori otak dia menjadi penuh dengan hal-hal yang menyakitkan hati dia, dan kerja dia menjadi tambah tidak efektif lagi. Ambillah keputusan untuk mengampuni dan buanglah dari memori otak Anda.

Berikut ini ada beberapa petunjuk dan nasehat supaya kita bisa mengampuni orang lain.
Tidak ada orang yang sempurna. Tidak bisa kita mendapatkan kondisi sedemikian rupa sehingga semuanya berlangsung adil. Ada kalanya kita mendapat keuntungan dari keputusan seseorang, namun ada kalanya kita mendapat kerugian.

Serahkan keadilan dan pembalasan kepada tangan Tuhan. Dialah yang mengatur semuanya.
Kenali orang yang menyakitkan hati Anda tadi. Pelajarilah, mengapa dia memperlakukan Anda seperti itu. Cobalah mengerti perasaan dia. Anda akan menemukan bahwa seringkali dia terpaksa melakukan hal itu. Tempatkan diri Anda pada posisi dia, dan tanyalah diri Anda, "Apakah yang akan saya lakukan jika menghadapi hal yang serupa?" Banyak kali Anda akan menemukan bahwa Andapun akan melakukan hal yang sama atau malahan lebih buruk dari yang dia lakukan terhadap Anda.

Andapun tidak sempurna. Kalaupun kita lebih baik dalam bidang tertentu, namun kita masih mempunyai cacat dalam bidang yang lain. Dalam bidang-bidang yang lain itu, kitapun bisa membuat orang lain sakit hati.

Seorang penulis sastra mengatakan: To err is human, to forgive is divine. Membuat kesalahan itu manusiawi, mengampuni itu perbuatan ilahi.


Sabtu, 21 Maret 2009

RIBA dan DAMPAKNYA

Berikut ini diantara dampak negatif riba yang kami sarikan dari Ar Riba Adlraruhu wa Atsaruhu fii Dlauil Kitabi was Sunnah karya Dr. Sa’id bin Wahf Al Qahthani.

a. Dampak Negatif Bagi Individu

* Riba memberikan dampak negatif bagi akhlak dan jiwa pelakunya. Jika diperhatikan, maka kita akan menemukan bahwa mereka yang berinteraksi dengan riba adalah individu yang secara alami memiliki sifat kikir, dada yang sempit, berhati keras, menyembah harta, tamak akan kemewahan dunia dan sifat-sifat hina lainnya.
* Riba merupakan akhlaq dan perbuatan musuh Allah, Yahudi. Allah ta’ala berfirman:

وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا



“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya mereka Telah dilarang daripadanya, dan Karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. kami Telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” (QS. An Nisaa’: 161)
* Riba merupakan akhlak kaum jahiliyah. Barang siapa yang melakukannya, maka sungguh dia telah menyamakan dirinya dengan mereka.
* Pelaku (baca: pemakan) riba akan dibangkitkan pada hari kiamat kelak dalam keadaan seperti orang gila. Allah ta’ala berfirman:

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ



“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 275)
* Seseorang yang bergelut dan berinteraksi dengan riba berarti secara terang-terangan mengumumkan dirinya sebagai penentang Allah dan rasul-Nya dan dirinya layak diperangi oleh Allah dan rasul-Nya. Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ . فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لا تَظْلِمُونَ وَلا تُظْلَمُونَ


* “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. Al-Baqarah: 278-279). Maka keuntungan apakah yang akan diraih bagi mereka yang telah mengikrarkan dirinya sebagai musuh Allah dan akankah mereka meraih kemenangan jika yang mereka hadapi adalah Allah dan rasul-Nya?!
* Memakan riba menunjukkan kelemahan dan lenyapnya takwa dalam diri pelakunya. Hal ini menyebabkan kerugian di dunia dan akhirat. Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ . وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ . وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

* “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS. Ali Imran: 130-132)
* Memakan riba menyebabkan pelakunya mendapat laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah. Rasulullah pun melaknat pemakan riba, yang memberi riba, juru tulisnya dan kedua saksinya, beliau berkata, “Mereka semua sama saja.” (HR. Muslim: 2995)
* Setelah meninggal, pemakan riba akan di adzab dengan berenang di sungai darah sembari mulutnya dilempari dengan bebatuan sehingga dirinya tidak mampu untuk keluar dari sungai tersebut, sebagaimana yang ditunjukkan dalah hadits Samurah radliallahu ‘anhu (HR. Bukhari 3/11 nomor 2085)
* Memakan riba merupakan salah satu perbuatan yang dapat menghantarkan kepada kebinasaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan!” Para sahabat bertanya, “Apa sajakah perkara tersebut, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Syirik, sihir, membunuh jiwa yan diharamkan Allah kecuali dengan cara yang hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan pertempuran dan menuduh wanita mukminah berzina.” (HR. Bukhari nomor 2615, Muslim nomor 89)
* Riba merupakan perbuatan maksiat kepada Allah dan rasul-Nya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

لا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنْكُمْ لِوَاذًا فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

* “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An Nuur: 63)

وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِين

ٌ
* Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (QS. An Nisaa: 14)

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا
* “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzaab: 36)

وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا
* “Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka Sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” (QS. Al Jin: 23)
* Pemakan riba diancam dengan neraka jika tidak bertaubat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
* padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqarah: 275)
* Allah tidak akan menerima sedekah yang diperoleh dari riba, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik.” (HR. Muslim 2/3 nomor 1014)
* Do’a seorang pemakan riba tidak akan terkabul. Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menceritakan bahwa ada seorang yang bersafar kemudian menengadahkan tangannya ke langit seraya berdo’a, “Ya Rabbi, ya Rabbi!” Akan tetapi makanan dan minumannya berasal dari yang haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan oleh barang yang haram. Maka bagaimana bisa do’anya akan dikabulkan?! (HR. Muslim nomor 1014)
* Memakan riba menyebabkan hati membatu dan memasukkan “ar raan” ke dalam hati. Allah ta’ala berfirman,

كَلا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
* “Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al Muthaffifin: 14)
* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah di dalam jasad terdapat sepotong daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh badan. Namun jika ia rusak, maka rusaklah seluruh badan. Ketahuilah sepotong daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari 1/19 nomor 52, Muslim nomor 1599)
* Memakan riba adalah bentuk kezhaliman dan kezhaliman merupakan kegelapan di hari kiamat. Allah ta’ala berfirman,

وَلا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الأبْصَارُ . مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ

* “Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. Mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong.” (QS. Ibrahim: 42-43)
* Pelaku riba biasanya jarang melakukan berbagai kebajikan, karena dirinya tidak memberikan pinjaman dengan cara yang baik, tidak memperhatikan orang yang kesulitan, tidak pula meringankan kesulitannya bahkan dirinya mempersulit dengan pemberian pinjaman yang disertai tambahan bunga. Padahal Allah telah menerangkan keutamaan seorang yang meringankan kesulitan seorang mukmin, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa meringankan satu kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitannya di dunia , maka Allah akan meringankan kesulitan dari berbagai kesulitan yang akan dihadapinya pada hari kiamat kelak. Barangsiapa yang memeri keringanan bagi orang yang kesulitan, maka Allah akan memberi keringanan baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menyembunyikan aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.” (HR. Muslim nomor 2699)
* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Barangsiapa memperhatikan orang yang ditimpa kesulitan dan menghilangkannya, maka Allah akan menaunginya dalam naungan-Nya.” (HR. Muslim nomor 3006)
* Riba melunturkan rasa simpati dan kasih sayang dari diri seseorang. Karena seorang rentenir tidak akan ragu untuk mengambil seluruh harta orang yang berhutang kepadanya. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا تنزع الرحمة إلا من شقي
* “Tidaklah sifat kasih sayang itu diangkat kecuali dari seorang yang celaka.” (HR. Abu Dawud nomor 4942, Tirmidzi nomor 1923 dan hadits ini dishahihkan oleh al ‘Allamah Al Albani dalam Shahih Tirmidzi, 2/180)
* Rasulullah juga bersabda, “Allah tidak akan menyayangi seseorang yang tidak sayang kepada sesama manusia.” (HR. Bukhari nomor 7376, Muslim nomor 2319)
* Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Orang yang memiliki sifat kasih sayang akan disayangi oleh Ar-Rahman. Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya Dzat yang ada di langit akan menyayangi kalian.” (HR. Abu Dawud nomor 1941, Tirmidzi nomor 924 dan hadits ini dishahihkan oleh Imam Al Albani dalam Shahih Tirmidzi 2/180)

b. Dampak Negatif Bagi Masyarakat dan Perekonomian

* Riba menimbulkan permusuhan dan kebencian antar individu dan masyarakat serta menumbuhkembangkan fitnah dan terputusnya jalinan persaudaraan.
* Masyarakat yang berinteraksi dengan riba adalah masyarakat yang miskin, tidak memiliki rasa simpatik. Mereka tidak akan saling tolong menolong dan membantu sesama manusia kecuali ada keinginan tertentu yang tersembunyi di balik bantuan yang mereka berikan. Masyarakat seperti ini tidak akan pernah merasakan kesejahteraan dan ketenangan. Bahkan kekacauan dan kesenjangan akan senantiasa terjadi di setiap saat.
* Perbuatan riba mengarahkan ekonomi ke arah yang menyimpang dan hal tersebut mengakibatkan ishraf (pemborosan).
* Riba mengakibatkan harta kaum muslimin berada dalam genggaman musuh dan hal ini salah satu musibah terbesar yang menimpa kaum muslimin. Karena, mereka telah menitipkan sebagian besar harta mereka kepada bank-bank ribawi yang terletak di berbagai negara kafir. Hal ini akan melunturkan dan menghilangkan sifat ulet dan kerajinan dari kaum muslimin serta membantu kaum kuffar atau pelaku riba dalam melemahkan kaum muslimin dan mengambil manfaat dari harta mereka.
* Tersebarnya riba merupakan “pernyataan tidak langsung” dari suatu kaum bahwa mereka berhak dan layak untuk mendapatkan adzab dari Allah ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إذا ظهر الزنا والربا في قرية فقد أحلوا بأنفسهم عذاب الله

“Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (HR. Al Hakim 2/37, beliau menshahihkannya dan disetujui oleh Adz Dzahabi. Syaikh Al Albani menghasankan hadits ini dalam Ghayatul Maram fii Takhrij Ahaditsil Halal wal Haram hal. 203 nomor 344)
* Riba merupakan perantara untuk menjajah negeri Islam, oleh karenanya terdapat pepatah,

الاستعمار يسير وراء تاجر أو قسيس

“Penjajahan itu senantiasa berjalan mengikuti para pedagang dan tukang fitnah.”

Kita pun telah mengetahui bagaimana riba dan dampak yang ditimbulkannya telah merajalela dan menguasai berbagai negeri kaum muslimin.
* Memakan riba merupakan sebab yang akan menghalangi suatu masyarakat dari berbagai kebaikan. Allah ta’ala berfirman,

فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا . وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang lain dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” (QS. An Nisaa’: 160-161)
* Maraknya praktek riba sekaligus menunjukkan rendahnya rasa simpatik antara sesama muslim, sehingga seorang muslim yang sedang kesulitan dan membutuhkan lebih “rela” pergi ke lembaga keuangan ribawi karena sulit menemukan saudara seiman yang dapat membantunya.
* Maraknya praktek riba juga menunjukkan semakin tingginya gaya hidup konsumtif dan kapitalis di kalangan kaum muslimin, mengingat tidak sedikit kaum muslimin yang terjerat dengan hutang ribawi disebabkan menuruti hawa nafsu mereka untuk mendapatkan kebutuhan yang tidak mendesak.

Tinggalkan Riba!

Setelah memperhatikan berbagai dalil yang mengharamkan riba dan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan olehnya, selayaknya kaum muslimin untuk menjauhi dan segera meninggalkan transaksi yang mempraktekkan riba. Bukankah keselamatan dan kesuksesan akan diperoleh ketika menaati Allah dan rasul-Nya. Ketahuilah tolok ukur kesuksesan bukan terletak pada kekayaan! Anggapan yang keliru semacam inilah yang mendorong manusia melakukan berbagai macam penyimpangan dalam agama demi mendapatkan kekayaan, walau itu diperoleh dengan praktek ribawi misalnya.

Bukankah telah cukup laknat Allah dan rasul-Nya sebagai peringatan bagi kaum muslimin? Tentu akal yang sehat dan fitrah yang lurus akan menggiring pemiliknya untuk menjauhi dan meninggalkan transaksi ribawi. Suatu keanehan jika ternyata di antara kaum muslimin yang mengetahui keharaman dan keburukan riba kemudian nekat menjerumuskan diri ke dalamnya demi memperoleh bagian dunia yang sedikit, renungilah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut,

درهم ربا يأكله الرجل وهو يعلم أشدُّ من ستٍّ وثلاثين زنية

“Satu dirham yang diperoleh oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dan buruk dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad 5/225. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani mengatakan, “Sanad hadits ini shahih berdasarkan syarat syaikhain.” Lihat Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah 2/29 nomor 1033. Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata dalam catatan kaki Syarhus Sunnah karya Al Baghawi 2/55, “Shahihul Isnad.”

Demikianlah apa yang bisa kami hadirkan pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat bagi kami pribadi dan kaum muslimin. Semoga Allah ‘azza wa jalla menolong kaum muslimin untuk terlepas dari jeratan riba dan beralih kepada bentuk-bentuk muamalah yang sesuai dengan syariat. Amin. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga beliau, para sahabat dan mereka yang berjalan di atas sunnahnya.

-bagian terakhir dari 2 tulisan-

***

Penulis: Muhammad Nur Ichwan Muslim
Artikel www.muslim.or.id

ShareThis

Riba dan Dampaknya (1)

Posted: 17 Mar 2009 09:19 PM PDT

Muqaddimah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memperingatkan umatnya akan fitnah harta yang akan menimpa mereka. Bukanlah kefakiran yang beliau takutkan, namun sebaliknya beliau justru khawatir jika fitnah harta duniawi menimpa umatnya sehingga melalaikan mereka dari urusan akhirat.

Tengoklah peringatan beliau tatkala mengucapkan,

ليأتين على الناس زمان لا يبالي المرء بما أخذ المال أمِن الحلال أم مِنَ الحرام

“Akan datang suatu zaman di mana manusia tidak lagi peduli darimana mereka mendapatkan harta, apakah dari usaha yang halal atau haram.” (HR. Bukhari -Al Fath 4/296 nomor 2059; 4/313 nomor 2083)

Ibnu At Tiin mengatakan, “Sabda beliau ini merupakan peringatan terhadap fitnah harta sekaligus salah satu bukti kenabian beliau, karena memberitakan sesuatu yang tidak terjadi di masa beliau. Segi celaan dari hadits ini adalah penyamaan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap dua perkara (yaitu perkara halal dan haram -pen), jika tidak demikian, tentunya memperoleh harta dari jalan yang halal tidaklah tercela. Wallahu a’lam.” (Fathul Baari 6/362)

Kenyataan pun membenarkan apa yang beliau sabdakan di atas, bukankah tidak sedikit kaum muslimin yang terfitnah dengan harta sehingga melegalkan segala cara demi mendapatkan kenikmatan duniawi yang mereka inginkan. Salah satu bukti adalah maraknya praktek ribawi yang dilakukan oleh komunitas muslim, lagi-lagi alasannya berujung pangkal pada ketamakan terhadap dunia.

Permasalahan riba inilah yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini. Hal ini mengingat betapa pentingnya masalah ini. Kaum muslimin perlu mengetahui hakikat riba serta keburukan yang terkandung di dalamnya sehingga dapat membentengi dan tidak menjerumuskan diri ke dalam berbagai transaksi ribawi. Risalah ini juga merupakan penjelasan dan peringatan bagi mereka yang telah bergelut dan pernah berinteraksi dengan riba agar segera menyadari kesalahannya, bertaubat dan “mencuci tangan” dari transaksi ribawi.

Definisi Riba

Secara etimologi riba berarti tambahan, baik yang terdapat pada sesuatu atau tambahan tersebut sebagai ganti terhadap sesuatu tersebut, seperti menukar satu dirham dengan dua dirham. Lafadz ini juga digunakan atas segala bentuk jual beli yang diharamkan (Syarh An Nawawi ‘alaa Shahih Muslim 11/8, Fathul Baari 4/312)

Adapun secara terminologi, riba berarti adanya tambahan dalam suatu barang yang khusus dan istilah ini digunakan pada dua bentuk riba, yaitu riba fadl dan riba nasiah (Lihat Al Mughni 6/52, Fathul Qadir 1/294; dinukil dari Ar Ribaa Adraruhu wa Atsaruhu fii Dlauil Kitabi was Sunnah). Al Ustadz Aunur Rofiq Ghufron mengatakan, “Maksud tambahan secara khusus,ialah tambahan yang diharamkan oleh syari’at Islam, baik diperoleh dengan cara penjualan, atau penukaran atau peminjaman yang berkenaan dengan benda riba.” (Majalah As Sunnah edisi 3 tahun VII)

Dalil-dalil yang Mengharamkan Riba

Riba haram berdasarkan al-Qur’an, sunnah, ijma’ dan qiyas. Bahkan seluruh agama samawi selain Islam pun mengharamkannya.

Disebutkan dalam kitab Perjanjian Lama, “Jika engkau meminjamkan harta kepada salah seorang dari kalangan bangsaku, janganlah engkau bersikap seperti rentenir dan janganlah engkau mengambil keuntungan dari piutangmu.” (Safarul Khuruj pasal 22 ayat 25; dinukil dari Fiqhus Sunnah 3/130)

Masih dalam kitab yang sama disebutkan, “Apabila saudara kalian sedang kesulitan, maka bantulah ia. Janganlah dirimu mengambil keuntungan dan manfaat darinya.” (Safarul Khuruj pasal 25 ayat 35; dinukil dari Fiqhus Sunnah 3/130)

Dalam Perjanjian Baru disebutkan, “Jika kalian memberikan pinjaman kepada orang yang kalian harapkan imbalan darinya, maka keutamaan apakah yang akan kalian peroleh? Lakukanlah kebajikan dan berilah pinjaman tanpa mengharapkan adanya imbalan sehingga kalian memperoleh pahala yang besar.” (Injil Lukas pasal 6 ayat 34-35; dinukil dari Fiqhus Sunnah 3/131)

Bahkan para ahli agama mereka telah sepakat akan keharaman riba,

Sakubar mengatakan, “Sesungguhnya orang yang mengatakan riba tidak termasuk kemaksiatan, maka dia termasuk kafir dan keluar dari agama.”

Di kesempatan lain Pastur Buni mengatakan, “Sesungguhnya orang-orang yang melakukan transaksi ribawi tidak memiliki kehormatan di dunia dan mereka tidak layak dikafani ketika mereka mati.” (Fiqhus Sunnah 3/131-132)

Demikianlah perkataan kaum kuffar yang menyatakan akan keharaman riba.

Adapun islam, maka agama yang mulia ini melarangnya dengan berdasarkan dalil-dalil dari al-Qur’an, sunnah, ijma dan qiyas.

Dalil dari al-Qur’an, Allah ta’ala berfirman,

وَحَرَّمَ الرِّبَا

“Dan Allah telah mengharamkan riba.” (Qs. Al Baqarah: 275)

Dalil dari As-Sunnah:

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُؤْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan dengan riba, juru tulis transaksi riba dan dua orang saksinya. Kedudukan mereka itu semuanya sama.” (HR. Muslim nomor 2995)

Kaum muslimin pun telah sepakat untuk mengharamkannya dan meyakini bahwa hal tersebut termasuk dosa besar.

Di sisi lain, riba merupakan salah satu bentuk kezhaliman sedangkan keadilan yang terkandung dalam syari’at yang adil tentunya mengharamkan kezhaliman (Taudhihul Ahkam 4/367)

Jika ada yang mengatakan, “Bagaimana bisa transaksi ribawi dikatakan sebagai bentuk kezhaliman padahal mereka yang berhutang, ridha terhadap bentuk muamalah ini?”

Maka jawabannya adalah sebagai berikut:

Pertama, sesungguhnya bentuk kezhaliman dalam bentuk muamalah ribawi sangat nyata, yaitu mengambil harta milik orang lain secara batil. (Karena) sesungguhnya kewajiban bagi orang yang menghutangi adalah memberikan kelonggaran dan tambahan waktu bagi pihak yang berhutang tatkala kesulitan untuk melunasi hutangnya (sebagaimana firman Allah dalam surat al Baqarah ayat 280-pen). Apabila terdapat tambahan dalam transaksi tersebut lalu diambil, maka hal ini merupakan salah satu bentuk tindakan mengambil harta orang lain tanpa hak. Yang patut diperhatikan pula, bahwa seluruh hamba di bawah aturan yang telah ditetapkan Allah, mereka tidak boleh ridha terhadap sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah. Oleh karenanya, ridha dari pihak yang berhutang terhadap transaksi ribawi tidak dapat dijadikan alasan untuk melegalkan praktek ribawi.

Kedua, jika ditilik lebih jauh, sebenarnya pihak yang berhutang tidak ridla terhadap transaksi tersebut sehingga statusnya layaknya orang yang tengah dipaksa, karena dirinya takut kepada pihak yang menghutangi apabila tidak menuruti dan mengikuti bentuk mu’amalah ini, mereka akan memenjarakan dan melukai dirinya atau menghalanginya dari bentuk mu’amalah yang lain. Maka secara lisan (dirinya) menyatakan ridla, namun sebenarnya dirinya tidaklah ridla, karena seorang yang berakal tentunya tidak akan ridla hutangnya dinaikkan tanpa ada manfaat yang dia peroleh (Fiqh wa Fatawal Buyu’ hal. 10 dengan beberapa penyesuaian)

Dampak Negatif Riba

Selayaknya bagi seorang muslim untuk taat dan patuh tatkala Allah dan rasul-Nya melarang manusia dari sesuatu. Bukanlah sifat seorang muslim, tatkala berhadapan dengan larangan Rabb-nya atau rasul-Nya dirinya malah berpaling dan memilih untuk menuruti apa yang diinginkan oleh nafsunya.

Tidak diragukan lagi bahwasanya riba memiliki bahaya yang sangat besar dan dampak yang sangat merugikan sekaligus sulit untuk dilenyapkan. Tentunya tatkala Islam memerintahkan umatnya untuk menjauhi riba pastilah disana terkandung suatu hikmah, sebab dinul Islam tidaklah memerintahkan manusia untuk melakukan sesuatu melainkan disana terkandung sesuatu yang dapat menghantarkannya kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Demikian pula sebaliknya, bila syari’at ini melarang akan sesuatu, tentulah sesuatu tersebut mengandung kerusakan dan berbagai keburukan yang dapat menghantarkan manusia kepada kerugian di dunia dan akhirat.

Dalam permasalahan riba ini pun tidak jauh berbeda, cukuplah nash-nash yang telah lewat menggambarkan keburukan riba. Namun, tatkala kesadaran mulai melemah dan rendahnya keinginan untuk merenungi nash-nash syar’i telah menyebar di kalangan kaum muslimin, perlu kiranya menjelaskan berbagai keburukan dan dampak negatif yang dihasilkan oleh berbagai transaksi ribawi.

-bersambung insya Allah-

Minggu, 15 Maret 2009

10 MUWASHOFAT MARHALAH MUAYID

A. SALIMUL AQIDAH
1-Tidak mengkafirkan seorang muslim;
2-Tidak mengedepankan makhluq atas Khaliq;
3-Mengingkari orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah swt dan tidak bergabung dalam majlis mereka;
4-Mengesakan Allah swt dalam Rububiah dan Uluhiah;
5-Tidak menyekutukan Allah swt, dalam Asma-Nya, sifat-Nya dan Af’al-Nya;
6-Tidak meminta berkah dengan mengusap-usap kuburan;
7-Mempelajari berbagai aliran yang membahas Asma’ dan Sifat dan mengikuti madzhab salaf;
8-Mengetahui batasan-batasan wala’ dan bara’;
9-Berteman dengan orang-orang shalih dan meneladaninya;
10-Meyakini terhapusnya dosa dengan taubat Nashuh;
11-Memprediksikan datangnya kematian kapan saja;
12-Meyakini bahwa masa depan ada di tangan Islam;
13-Berusaha meraih rasa manisnya iman;
14-Berusaha meraih rasa manisnya ibadah;
15-Merasakan adanya para malaikat mulia yang mencatat amalnya;
16-Merasakan adanya istighfar para malaikat dan do’a mereka.

B. SHAHIHUL IBADAH

1-Khusyu’ dalam shalat;
2-Qiyamul-Lail minimal satu kali dalam sepekan;
3-Bersedekah;
4-Berpuasa sunnat minimal dua hari dalam satu bulan;
5-Menjaga organ tubuh (dari dosa);
6-Haji jika mampu;
7-Khusyu’ saat membaca Al Qur’an;
8-Sekali Khatam Al Qur’an setiap dua bulan;
9-Banyak dzikir kepada Allah swt sembari menghafalkan bacaan ringan;
10-Banyak berdo’a dengan memperhatikan syarat dan adabnya;
11-Banyak bertaubat;
12-Selalu memperbaharui niat dan meluruskannya;
13-Memerintahkan yang Ma’ruf;
14-Mencegah yang Munkar;
15-Ziarah kubur untuk mengambil ‘Ibrah;
16-Merutinkan shalat sunnah Rawatib;
17-Senantiasa bertafakkur;
18-Beri’tikaf satu malam pada setiap bulannya

C. MATINUL KHULUQ

1-Tidak ‘inad (membangkang);
2-Tidak banyak mengobrol;
3-Sedikit bercanda;
4-Tidak berbisik tentang sesuatu yang bathil;
5-Tidak hiqd (menyimpan kemarahan);
6-Tidak hasad;
7-Memiliki rasa malu untuk berbuat kesalahan;
8-Menjalin hubungan baik dengan tetangga;
9-Tawadhu’ tanpa merendahkan diri;
10-Berani;
11-Halus;
12-Menjenguk orang sakit;
13-Komitmen dengan adab meminta idzin;
14-Berterimakasih kepada orang yang berbuat baik;
15-Merendahkan suara;
16-Menyambung persaudaraan (Shilatur-Rahim);
17-Komitmen dengan adab mendengar;
18-Komitmen dengan adab berbicara;
19-Memuliakan tamu;
20-Mengumbar senyum di depan orang lain;
21-Menjawab salam

D. QADIRUN ‘ALAL KASB
1-Bekerja dan berpenghasilan;
2-Tidak berambisi menjadi pegawai negeri;
3-Mengutamakan spesialisasi langka yang penting dan dinamis;
4-Berusaha memiliki spesialisasi;
5-Ekonomis dalam nafkah ;
6-Mengutamakan produk umat Islam;
7-Tidak membelanjakan harta kepada non muslim;
8-Bersemangat untuk memperbaiki kualitas produk dengan harga sesuai

E. MUTSAQAFUL FIKR
1-Hafal juz 28 dan 29 dengan baik;
2-Membaca tafsir Al Qur’an juz 28 dan 29;
3-Mengaitkan antara Al Qur’an dengan realita;
4-Mengahafalkan seluruh hadits dari Arba’in An Nawaiah;
5-Menghafal 50 Riyadhush-Shalihin;
6-Mengkaji marhalah Madaniah dan menguasai karakteristiknya;
7-Mengenal sirah 20 syuhada dari kalangan sahabat ;
8-Mengetahui hukum Zakat;
9-Mengetahui fiqih Haji;
10-Membaca tujuh jam setiap pekan di luar spesialisasinya;
11-Mengetahui sisi-sisi Syumuliyatul Islam;
12-Mengetahui problematika kaum muslimin nasional dan internasional;
13-Mengetahui apa kerugian dunia akibat kemunduran kaum muslimin;
14-Mengetahui urgensi Khilafah dan kesatuan kaum muslimin;
15-Mengetahui arus pemikiran Islam kontemporer;
16-Menghadiri orientasi dan seminar-seminar kita;
17-Mengetahui dan mengulas tiga risalah ;
18-Mengetahui dan mengulas risalah Aqaid;
19-Memahami amal jama’I dan taat;
20-Membantah suara-suara miring yang dilontarkan kepada kita;
21-Mengetahui bagaimana proses berdirinya negara Israil;
22-Mengetahui informasi baru dari problematika kontemporer;
23-Memiliki kemampuan mengulas apa yang ia baca;
24-Menyebar luaskan apa saja yang diterbitkan oleh koran dan terbitan-terbitan kita; 25-Berpartisipasi dalam melontarkan dan memecahkan masalah

F. QAWWIYUL JISM
A-Mengikuti petunjuk kesehatan dalam makanan dan minuman, seperti
1-Membersihkan peralatan makan dan minum;
2-Menjauhi makanan yang diawetkan dan mengkonsumsi minuman alami;
3-Mengatur waktu-waktu makan;
4-Mampu menyediakan makanan;
5-Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi yang berlemak;
6-Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi garam;
7-Tidak berlebihan dalam mengkomsumsi gula;
8-Selektif dalam memilih produk makanan

B-Mengikuti petunjuk kesehatan tentang tidur dan bangun tidur, seperti:
1-Tidur 6 - 8 jam dan bangun sebelum fajar;
2-Berlatih 10 - 15 menit setiap hari;
3-Berjalan 2 - 3 jam setiap pekan;
4-Mengobati diri sendiri;
5-Tidak mempergunakan obat tanpa meminta petunjuk

G. MUJAHIDU LINAFSIHI
1-Memerangi dorongan-dorongan nafsu;
2-Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi yang mubah;
3-Selalu menyertakan niat jihad;
4-Menjadikan dirinya bersama orang-orang baik;
5-Memakan apa yang disuguhkan dengan penuh keridhaan;
6-Menyumbangkan sebagian hartanya untuk amal Islami;
7-Sabar atas bencana;
8-Menyesuaikan perbuatan dengan ucapannya;
9-Menerima dan memikul beban-beban da’wah.

H. MUNAZHAM FI SYU’UNIHI
1-Shalat sebagai penata waktunya;
2-Teratur di dalam rumah dan kerjanya;
3-Merapikan ide-ide dan pikiran-pikirannya;
4-Disiplin dalam bekerja;
5-Memberitahukan gurunya problematika yang muncul

I. HARITSUN ‘ALA WAQTIHI
1-Memperhatikan adab Islam dalam berkunjung dan mempersingkat pemenuhan hajatnya; 2-Memelihara janji umum dan khusus;
3-Mengisi waktunya dengan hal-hal yang berfaedah dan bermanfaat.

J. NAFI’UN LIGHAIRIHI
1-Komitmen dengan adab Islam di dalam rumah;
2-Melaksanakan hak-hak pasangannya (suami atau istri);
3-Membantu istrinya;
4-Melaksanakan hak-ahak anak;
5-Memberi hadiah kepada tetangga;
6-Memberikan pelayanan umum karena Allah swt;
7-Memberikan sesuatu dari yang dimiliki;
8-Mendekati orang lain;
9-Mendorong orang lain berbuat baik;
10-Membantu yang membutuhkan;
11-Membantu yang kesulitan;
12-Membantu yang terkena musibah;
13-Menolong yang terzhalimi;
14-Berusaha memenuhi hajat orang lain
15-Bersemangat menda’wahi istrinya, anak-anaknya, dan kerabatnya;
16-Memberi makan orang lain;
17-Mendo’akan yang bersin.

Iman, Islam dan Ihsan

Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.

(Riwayat Muslim)



10 MUWASHOFAT MARHALAH TAMHIDI

A. SALIMUL AQIDAH
1-Tidak meruqyah kecuali dengan Qur’an Ma’tsur;
2-Tidak berhubungan dengan jin;
3-Tidak meminta tolong kepada orang yang berlindung kepada jin;
4-Tidak meramal nasib dengan melihat telapak tangan;
5-Tidak menghadiri majlis dukun dan peramal;
6-Tidak meminta berkah dengan mengusap-usap kuburan;
7-Tidak meminta tolong kepada orang yang telah dikubur (mati);
8-Tidak bersumpah dengan selain Allah swt;
9-Tidak tasyaum (merasa sial karena melihat atau mendengar sesuatu);
10-Mengikhlaskan amal untuk Allah swt;
11-Mengimani rukun iman;
12-Mengimani kenikmatan dan siksa kubur;
13-Mensyukuri nikmat Allah swt saat mendapatkan nikmat;
14-Menjadikan syetan sebagai musuh;
15-Tidak mengikuti langkah-langkah syetan;
16-Menerima dan tunduk secara penuh kepada Allah swt dan tidak bertahkim kepada selain yang diturunkan-Nya

B. SHAHIHUL IBADAH
1-Tidak sungkan adzan;
2-Ihsan dalam Thaharah;
3-Bersemangat untuk shalat berjama’ah;
4-Bersemangat untuk berjama’ah di masjid;
5-Ihsan dalam shalat;
6-Qiyamul-Lail minimal sekali sepekan;
7-Membayar zakat;
8-Berpuasa fardhu;
9-Berpuasa sunnat minimal sehari dalam sebulan;
10-Niat melaksanakan haji,
11-Komitmen dengan adab tilawah;
12-Khusyu’ dalam membaca Al Qur’an;
13-Hafal satu juz Al Qur’an;
14-Komitmen dengan wirid tilawah harian;
15-Berdo’a pada waktu-waktu utama;
16-Menutup hari-harinya dengan bertaubat dan beristighfar;
17-Berniat pada setiap melakukan perbuatan;
18-Menjauhi dosa besar;
19-Merutinkan dzikir pagi hari;
20-Merutinkan dzikir sore hari;
21-Dzikir kepada Allah swt dalam setiap keadaan;
22-Memenuhi nadzar;
23-Menyebar luaskan salam;
24-Menahan anggota tubuh dari segala yang haram;
25-Beri’tikaf pada bulan Ramadhan, jika mungkin;
26-Mempergunakan siwak;
27-Senantiasa menjaga kondisi Thaharah, jika mungkin

C. MATINUL KHULUQ
1-Tidak takabbur;
2-Tidak Imma’ah (asal ikut, tidak punya prinsip);
3-Tidak dusta;
4-Tidak mencaci maki;
5-Tidak mengadu domba;
6-Tidak Ghibah;
7-Tidak mematikan omongan orang lain;
8-Tidak mencibir dengan isyarat apapun;
9-Tidak menghina dan meremehkan orang lain;
10-Tidak menjadikan orang buruk sebagai teman/sahabat;
11-Menyayangi yang kecil;
12-Menghormati yang besar;
13-Memenuhi janji;
14-Birrul Walidain;
15-Menundukkan pandangan;
16-Menyimpan rahasia;
17-Menutupi dosa orang lain;
18-Memiliki ghirah (rasa cemburu) pada keluarganya;
19-Memiliki ghirah (rasa cemburu) pada agamanya

D. QADIRUN ‘ALAL KASBI
1-Menjauhi sumber penghasilan haram;
2-Menjauhi riba;
3-Menjauhi judi dengan segala macamnya;
4-Menjauhi tindak penipuan;
5-Membayar zakat;
6-Menabung, meskipun sedikit;
7-Tidak menunda dalam melaksanakan hak orang lain;
8-Menjaga kepemilikan umum;
9-Menjaga kepemilikan khusus

E. MUTSAQAFUL FIKR
1-Baik dalam membaca dan menulis;
2-Membaca satu juz tafsir Al Qur’an (juz 30);
3-Memperhatikan hukum-hukum tilawah;
4-Menghafalkan hadits 1 s.d 20 Arba’in;
5-Menghafalkan 20 hadits pilihan dari Riyadhush-Shalihin;
6-Mengkaji marhalah Makkiah dan menguasai karakteristinya;
7-Mengenal 10 sahabat yang dijamin masuk surga;
8-Mengetahui hukum Thaharoh;
9-Mengetahui hukum Shalat;
10-Mengetahui hukum Puasa;
11-Membaca sesuatu yang di luar spesialisasinya 4 jam setiap pekan;
12-Memperluas wawasan diri dengan sarana-sarana baru;
13-Menyadari adanya peperangan zionisme terhadap Islam;
14-Mengetahui Ghozwul Fikri;
15-Mengetahui organisasi-organisasi terselubung;
16-Mengetahui bahaya pembatasan kelahiran;
17-Menjadi pendengar yang baik;
18-Mengemukakan pendapatnya;
19-Berpartisipasi dalam kerja-kerja jama’I;
20-Tidak menerima suara-suara miring tentang kita

F. QAWWIYUL JISM
1-Bersih badan;
2-Bersih pakaian;
3-Bersih tempat tinggal;
4-Komitmen dengan adab makan dan minum sesuai dengan sunnah;
5-Tidak berlebihan dalam jaga/begadang;
6-Komitmen dengan olah raga 2 jam setiap pekan;
7-Bangun sebelum fajar;
8-Memperhatikan tata cara baca yang sehat;
9-Mencabut diri dari merokok;
10-Menghindari tempat-tempat kotor dan polusi;
11-Menghindari tempat-tempat bencana (bila masih di luar area)

G. MUJAHID LINAFSIHI
1-Menjauhi segala yang haram;
2-Menjauhi tempat-tempat bermain yang haram;
3-Menjauhi tempat-tempat ma’siat

H. MUNAZHAM FI SYU’UNIHI
1-Memperbaiki penampilannya (performennya);
2-Tidak menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga yang menentang Islam

I. HARITSUN ‘ALA WAQTIHI
1-Bangun pagi;
2-Menghabiskan waktu untuk belajar

J. NAFI’UN LIGHAIRIHI
1-Melaksanakan hak kedua orang tua;
2-Ikut berpartisipasi dalam kegembiraan;
3-Membantu yang membutuhkan;
4-Memberi petunjuk orang tersesat;
5-Menikah dengan pasangan yang sesuai


Jumat, 13 Maret 2009

Sebuah Ironi - Kader PKS Dipenjara (Ungkap Korupsi Pengadaan Buku Rp 1,6 Miliar)

“Kalau anda mencintai kebenaran, kejujuran, keadilan, kebersihan, dan kesetiaan yang ditunjukkan oleh seorang anggota legislatif daerah yang berani bersuara atas nama rakyat untuk memberantas korupsi, tolong memberikan dukungan moral kepada Pak Ahmad Zarkasi sekarang juga. Kirimkan sms dan memberikan salam, doa dan semangat biar dia tidak merasa sendirian di dalam sel penjara. Biarkan Pak Ahmad Zarkasi merasakan betapa tinggi kepedulian ummat Islam terhadap perjuangannya. Memberitahu dia bahwa perjuangannya untuk membela kebenaran atas nama rakyat tidak sia-sia dan rakyat siap mendukungnya, walaupun hanya sebatas sms dan doa. Insya Allah, pesan singat dari anda akan memberikan dia motivasi untuk tetap semangat dan tidak berputus asa melawan koruptor yang telah merusak bangsa ini.”*Hp Pak Ahmad Zarkasi : 0811733143 *

Demikian bunyi e-mail yang masuk di mailbox saya sore ini. Walaupun berita ini sudah saya baca sebelumnya, namun saya tidak mem-postingnya ke blog ini. Tapi, setelah membaca e-mail ini saya tergerak untuk mem-posting berita tersebut, mudah-mudahan semua orang membaca dan melihat ada sebuah ketidakadilan dibumi Indonesia ini.

BENGKULU - Ironi terjadi di dunia hukum Bengkulu. Ketua DPRD Kota Bengkulu Ahmad Zarkasi SP yang mengungkap dugaan korupsi proyek pengadaan buku Diknas malah dijebloskan ke penjara.
Hukuman tersebut harus diterima setelah dia dilaporkan dengan tuduhan pencemaran nama baik. Atas tindakannya itu, dia divonis bersalah dengan hukuman satu bulan penjara.
Sedangkan laporan korupsi yang disampaikan tidak jelas penyelidikannya. ‘Mengapa bukan kasus korupsinya yang diusut dulu. Jika tidak terbukti, baru pencemaran nama baiknya yang diperiksa,’ sesalnya, sesaat sebelum eksekusi putusan pengadilan atas dirinya kemarin.
Sejak pukul 19.15 Jumat malam lalu, politisi PKS itu resmi menjalani masa hukumannya di Lapas Kelas II A Malabero. Dia ‘diantar’ Kasi Pidum Kejari Bengkulu Fauzi SH dan Kasi Penyidikan Kejati Bengkulu yang juga menjadi jaksa penuntut umum kasusnya, Agus Irawan.
Selama proses eksekusi tersebut, Zarkasi terlihat tenang dan banyak tersenyum. Dia menyalami puluhan kader PKS yang ikut mengantar ke lapas.
Insiden kecil terjadi saat Zarkasi hendak dinaikkan ke mobil tahanan kejaksaan. Ban kiri depan mobil yang diparkir di depan rumah dinas Zarkasi tiba-tiba meletus. ‘Ini bukan kesengajaan. Mungkin pertanda Zarkasi tidak boleh dieksekusi,’ kata anggota DPRD Kota Bengkulu Irman Sawiran.
Setiba di lapas, puluhan kader PKS menyambut Zarkasi dengan bentangan spanduk. ‘Ketua DPRD mengungkap kasus korupsi Rp 1,6 M justru dipenjara, di mana keadilan itu.’
Sebelum eksekusi, Zarkasi sempat mendatangi kantor kejaksaan sekitar pukul 10.30. Masih dengan berpakaian dinas anggota dewan, dia menemui Fauzi di ruang Kajari Effendi Harahap SH.
Saat itu sebenarnya sudah beredar informasi bahwa eksekusi terhadap Zarkasi segera dilaksanakan. Namun, tembusan putusan MA belum sampai ke PN Bengkulu.
Karena belum ada kejelasan, Zarkasi pun meninggalkan kejaksaan untuk salat Jumat. Dia bahkan sempat menghadiri sebuah acara di GOR Sawah Lebar. Setelah ada kepastian soal putusan MA, kejaksaan pun berniat menjemput Zarkasi di rumah dinasnya sore itu juga.
Sebelum menuju lapas, Zarkasi sempat mengadakan jumpa pers. Sambil memegang Alquran, bapak delapan anak itu mengungkapkan kekecewaannya atas sikap aparat hukum Bengkulu.
Menurut dia, aparat hukum Bengkulu dan juga di Indonesia pada umumnya belum memihak kepada kebenaran. Banyak kasus korupsi yang jelas-jelas merugikan negara tidak tertangani sampai tuntas.
‘Kita sama-sama tahu, belum lama ini terdengar aparat penegak hukum menyidik kasus dugaan korupsi dalam jumlah besar. Namun nyatanya, hingga kini belum ada yang berlanjut ke persidangan. Tersangkanya masih duduk santai di rumah,’ katanya.
Dia menduga, kejadian yang dialami itu adalah bagian dari risiko politik yang harus dihadapi. Itu, tegasnya, tidak akan mengubah sikap dan perjuangannya. ‘Selama menurut saya dan agama saya itu benar, saya akan terus memperjuangkannya. Tidak ada di dalam kamus saya, kapok dalam menegakkan kebenaran,” tandasnya.
Sikap tegas Zarkasi tersebut mendapat dukungan istrinya, Eko Sulistyawati. Perempuan itu sudah siap menghadapi berbagai risiko yang dialami sang suami. Baginya, Zarkasi adalah pejuang bagi keluarga dan warga Kota Bengkulu.
Demikian juga dengan anak pertama mereka, Roidah, yang masih menempuh pendidikan di SMP. Dia mengaku tidak malu ayahnya dipenjara. ‘Kenapa malu? Bapak kan enggak korupsi,” katanya.
Kasus tersebut berawal ketika Zarkasi masih menjadi anggota DPRD Kota Bengkulu 2002 lalu. Dia mengkritisi anggaran ganda dalam pengadaan buku Diknas Pemkot Bengkulu.
Merasa tersinggung, Wali Kota Chalik melaporkan Zarkasi ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik. Kejaksaan ternyata lebih memperhatikan laporan Chalik daripada laporan Zarkasi.
Kasus pencemaran nama baik pun diproses terlebih dahulu, sementara dugaan korupsi diabaikan. Meski belakangan BPK menjelaskan ada dugaan penyimpangan dana dalam proyek tersebut sebesar Rp 1,5 miliar.
Dalam sidang pertama di PN Bengkulu 2006 lalu, Zarkasi divonis lima bulan penjara. Pengadilan tinggi menerima banding Zarkasi dan mengurangi hukumannya menjadi satu bulan.
Masih tidak terima, Zarkasi pun mengajukan kasasi ke MA. Hasilnya, MA memperkuat putusan PT Bengkulu. Eksekusi pun dilakukan Jumat malam lalu. Soal dugaan korupsi? Tidak ada kejelasan penyidikannya meski BPK sudah menengarai adanya kemungkinan tersebut. (lid/jpnn/ruk)Sumber: http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=8933

ORANG ANEH ITU DARI PK SEJAHTERA

Para anggota dewan dari PK adalah manusia yang tidak mempan disuap, selalu menolak money politik. Mereka menyatukan tekad untuk menggenggam komitmen moral yang tinggi. Mereka yang seluruhnya berjumlah 7 orang ditingkat DPR dan 181 orang di tingkat DPRD I dan II seluruh Indonesia, selalu menyiarkan berita fenomenal dengan menyerahkan "Amplop-amplop" kepemiliknya.
Di bawah ini adalah profil para anggota DPR dari PK Sejahtera yang dikutip dari buku HOT ISSUE.

M. NASIR ZAMIL
Anggota DPRD I PK Aceh ini merupakan anggota DPR yang termuda, dan pernah menjadi ketua sementara DPRD I. Kala itu Nasir mendukung usulan rakyat Aceh menetukan nasibnya sendiri yag diajukan mahasiswa, dengan mengundang dialog antar sesama pihak, Nasir aktif bekerja sama dengan organisasi non pemerintah yang memerangi korupsi dengan dukungan kongkrit pengajuan legal standing untuk kasus penyimpangan APBD. Itu merupakan kasus korupsi pertama kali yang diadili Pengadilan Negeri dengan tuntutan dari LSM. Terakhir Nasir "meributkan" money politik yang dibagi-bagi DPRD Aceh yang besarnya RP. 75 Juta untuk masing-masing anggota. Ia menolak mentah-mentah uang non APBD itu.

ZARKASI
Keanehan pun terjadi di DPRD II Bengkulu, manakala Ir. Ahmad Zarkasi, diboikot dalam sidang paripurna tertangal 5 Februari 2002 yang akan mengesahkan RAPBD. Zarkasi diusir dari podium DPRD, ketika hendak membacakan pandangan akhir fraksi, oleh anggota Fraksi PDIP, karena dipandang menyalahi "semangat korps" untuk menilap dana APBD. Sikap itu membuat gerah semua anggota DPRD lainnya, sehingga Zarkasi diisolasi dan dimusuhi. tapi perjuangan tak boleh menyerah. Kalangan LSM, organisasi kepemudaan, aktivis mahasiswa dan profesional se-bengkulu menyokong perlwanan Zarkasi. Uang tunjangan hari raya senilai Rp.2,1juta per anggota dewan diprotesnya, karena terpaksa diambilkan walikota dari pos kesejahteraan pegawai rendah Pemda. Dana studi banding Rp.9,3 juta perkepala juga ditolakanya dibagikan menjelang idul Fitri, hanya untuk hura-hura. Pembangunan Pasar Panorama yang penuh penyuapan termasuk juga dibongkar. Sampai penyusunan RAPBD yang tidak aspiratif dan demokratis, karena kepentingan masyarakat luas dikalahkan oleh pesanan dinas teknis, rekanan pengusaha, atau aparat pemda, DPRD cuma jadi stempel dengan uang sosog tertentu, tentu Zarkasi menolaknya.

RIYADH ROSYADI
DPRD II Magetan juga menjadi saksi bahwa aleg asal PK, Riyadh Rosyadi juga menolak penyimpangan dana APBD. Dana P3DT (Proyek Penanggulangan dan Pengentasan Desa Tertinggal) tahun 2001 tadinya berjumlah Rp.180juta, tiba-tiba setiap anggota DPRD II mendapatkan jatah gelap Rp.1 juta. Ternyata Kabupaten Magetan tidak mendapat alokasi P3DT, sehingga dana yang sudah terlanjur dibagikan harus dikembalikan ke kas Pemda. Rosyadi langsung menyetor ke Sekda, tapi angota lain terus menikmati dana haram itu. Rosyadi mengembalikan uang dengan kertas bermaterai, tapi Sekda dan Bupati tak mau menerima, karena hanya seorang aleg yang berperilaku "aneh".

AHMAD SUBECHAN
Di kota kecil Malang, anggota DPRD II PK, Ir. Ahmad Subechan bersama Oetojo Sardjito (Ketua PAN kota Malang) dipecat dari fraksi gabungan. Alasannya aneh, karena mereka berdua menolak perubahan Perda Nomor 7 tahun 2001 mengatur lahan hijau di kota apel itu. Tiba-tiba mayoritas anggota DPRD sepakat mau menjadikan lahan hijau itu sebagai perumahan mewah dan kawasan bisnis, padahal resiko banjir akan menimpa Malang, dan mungkin tenggelam. Subechan dan Sardjito ngotot menolak, walau mereka harus mendapat resiko pahit dimusuhi sesama anggota fraksinya.

SUHARMAN
Di Sulawesi Tenggara terdengar kabar lain. Anggota DPRD I PK, Suharman,S.Psi mengkritisi pemilihan gubernur yang penuh money politics, yang dimenangkan oleh penguasa asal Jakarta dukungan konglomerat Tommy Winata dan Ponco Sutowo. Anggota DPRD II Kendari asal PK (Salahuddin, SP) berhasil membela pegawai rendahan honorer dan harian. Melalui forum Aspirasi Rakyat (FAR), dan selanjutnya Forum Aspirasi Tenaga Kontrak (FATK) dan Forum Aspirasi Pegawai harian Lepas (FAPHL) gaji pegawai honorer naik dari Rp.100 ribu menjadi Rp.200 ribu per bulan. Selama ini mungkin dana itu ditilep pejabat. Salahudin juga menolak studi banding anggota DPRD II yang hanya menghabiskan dana APBD.

YUDI WIDIANA dan REZA NASRULLAH
Dua anggota legislatif PK ini melakukan langkah monumental. Keduanya memberikan teladan (role model) bagi kader PK di beberapa daerah untuk senantiasa menegakkan kejujuran dan kebenaran. Misalnya, Anggota DPRD I Jawa yang mengembalikan uang “kedeudeuh” (tanda terima kasih) sebesar Rp.500 juta. Dana haram itu dikembalikan langsung kepada rakyat berupa program bantuan yang diliput media massa dan dipertanggungjawabkan kepada publik. Anggota dewan yang lain karuan saja marah, karena inginnya diam-diam. Mereka terlanjur menyantap dana publik, sementara untuk mengembalikannya tak sanggup lagi.
Demikian sekelumit kisah keteladanan yang terjadi di era reformasi, sebuah kisah nyata yang terjadi di negeri Indonesia, bukan di negeri dongeng. (Ningsih)
http://www.pks-jaksel.or.id/Article117.html

Meraih Tiga CINTA

Siapa yang melakukan tiga hal berikut, maka akan mendapatkan kecintaan yang diharapkan.
  • Barang siapa yang menghindarkan diri dari kemewahan dunia, maka Allah akan mencintainya;
  • Barang siapa menjauhkan dirinya dari perbuatan - perbuatan dosa, maka para malaikat akan mencintainya;
  • Barang siapa yang tidak mencari atau mengejar keuntungan dari orang - orang Islam, maka orang - orang Islam akan mencintainya.
(Utsman bin Affan r.a.)

Jumat, 06 Maret 2009

Tersangka Pemerkosaan Bukan Pengurus PKS

“Yang pasti kami selalu mengedepankan prasangka baik jika ada orang yang ingin berbuat baik dengan bergabung dengan PKS, apa pun latar belakangnya,” papar Ruswa.
PK-Sejahtera Online: Untuk mengklarifikasi berita tentang dugaan kasus pemerkosaan yang melibatkan oknum pengurus PKS Indramayu, DPD PKS Indramayu menegaskan bahwa yang bersangkutan (Royana) bukanlah pengurus DPC PKS kecamatan Cantigi sebagaimana diberitakan di beberapa media sebelumnya. Ketua DPD PKS Indramayu, Ruswa, S.Ag., menyatakan, tersangka hanyalah simpatisan yang baru bergabung satu bulan yang lalu.
“Jadi tidak benar yang berinisial RY adalah pengurus apalagi ketua DPC PKS. Hanya saja dia pernah mewakili Ketua DPC menghadiri rapat di kecamatan. Ketua DPC PKS kecamatan Cantigi yang sesungguhnya bernama Jaedin bin Syafi’i, ia baru saja menggantikan Ketua DPC yang sebelumnya, Hasan Muhada.” papar Ruswa. Sebagaimana diketahui, kemarin di media cetak maupun elektronik beredar kabar adanya dugaan perkosaan terhadap anak di bawah umur oleh oknum anggota PKS di wilayah kecamatan Cantigi kabupaten Indramayu.
Munculnya wacana Royana sebagai ketua DPC disebabkan Royana pernah ditugaskan oleh ketua DPC untuk menghadiri rapat bersama Muspika beserta PPK, Panwas, dan perwakilan partai di kecamatan Cantigi. Selain itu, Royana aktif membantu pemasangan bendera dan atribut dan sempat diwacanakan akan diangkat menjadi ketua DPC, karena latarbelakangnya sebagai mahasiswa. Hal ini yang menjadi informasi awal yang sampai kepada Humas.
Ruswa menambahkan, DPD PKS tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah, sehingga kasus tersebut diserahkan sepenuhnya kepada proses hukum. Secara administratif, DPD PKS tidak memiliki kewenangan terhadap RY. Hal ini karena selain RY bukan pengurus, juga belum menjadi kader PKS, Dalam AD/ART PKS, terdapat jenjang keanggotaan PKS, mulai dari simpatisan hingga kader. Untuk melewati jenjang tersebut, calon kader harus mengikuti Training Orientasi Partai (TOP) maupun Ta’lim Rutin Partai (TRP) sedangkan untuk status pengurus, maka harus ada Surat Keputusan “Nah, RY ini belum melewati tahapan-tahapan tersebut. Lain halnya dengan Simpatisan, dimana semua orang dari kalangan apapun dapat menjadi simpatisan, mendukung bahkan terlibat dalam mensukseskan kerja-kerja PKS” jelas Ruswa.
Menurut Ruswa, kasus tersebut mengindikasikan bahwa PKS ternyata sudah mendapat simpati dan kepercayaan dari masyarakat luas dengan beragam latar belakang. Ini menunjukkan bahwa PKS sudah sukses membangun citra sebagai partai yang inklusif. Semakin luasnya dukungan tentunya berdampak pada keterbatasan pembinaan para calon anggota PKS. “Yang pasti kami selalu mengedepankan prasangka baik jika ada orang yang ingin berbuat baik dengan bergabung dengan PKS, apa pun latar belakangnya,” papar Ruswa.
Hal yang perlu mendapat perhatian adalah, mencuatnya kasus tersebut tidak tertutup kemungkinan by design. Dengan semakin besarnya dukungan kepada PKS, tentunya banyak pihak yang berkepentingan untuk mengkerdilkan PKS dengan membuat skenario-skenario tertentu untuk merusak citra PKS. Bagaimana pun, citra positif merupakan menjadi salah satu kekuatan utama PKS selain soliditas kadernya. Ruswa menyebutkan, ada bukti yang mengarah ke indikasi tersebut. Diantaranya adalah mulai beredarnya selebaran yang menyudutkan PKS dengan memanfaatkan isu tersebut di hari pertama isu tersebut beredar di media. Ada yang ditempel di beberapa sudut kota Indramayu, bahkan ada pula yang disebar di kampus Universitas Wiralodra. (-)

2004 PKS Juara DKI, 2009?

PKS, Partai dengan citra moral paling depan telah menuai apa yang telah susah payah mereka perbuat untuk negeri ini, partai dengan tulang punggung anak –anak muda jebolan sekolah tinggi timur tengah ini yang nota bene putra putra pilihan Indonesia.

Telah membuktikan bahwa PKS adalah Partai masa depan Indonesia, partai yang akan tercatat sebagai investasi terbaik perpolitikan Indonesia, track record partai ini sudah teruji.

Transparansi dan keteladanan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari sepak terjang PKS selama dasa warsa terakhir ini, di saat partai partai lain tidak bereaksi anggota DPR dari fraksi PKSlah yang pertama kali mengembalikan uang gratifikasi.

Di saat partai partai lain masih mengandalkan figur-figur individu di puncak pimpinan partai, kader PKS Hidayat Nurwahid malah mundur dari Presiden Partai sejak dilantik jadi Ketua MPR. Di saat partai lain terpecah belah PKS adalah salah satu partai yang paling kompak.

Salah satu bukti bahwa PKS adalah partai yang teruji dan berprospek masa depan adalah partai ini diakui dan dipilih oleh pemilih perkotaan yang nota bene adalah pemilih pemilih dengan pendidikan dan tingkat rasional tinggi.

Pemilu 2004 Golkar menang di seluruh Indonesia kecuali di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Bali (PDIP), Jawa Timur (PKB), Bangka Belitung (PBB) dan DKI Jakarta (PKS) .Di Jakarta Pemilu 2004, suara pemilih PKS yang sekitar 22 % melompat menjadi kisaran 42% pada Pikada DKI. Jakarta adalah pertarungan sejati, partai–partai yang punya harga diri dan gengsi tinggi harusnya tertantang untuk bersaing sehat di ibukota, bersaing sehat dengan sang juara PKS.

Rabu, 04 Maret 2009

Walau Sering Kalah Divoting F PKS Tahan Banting

Kalah voting tidak menyebabkan anggota F PKS loyo dalam memperjuanglan aspirasi warga. Terbukti pada anggaran 2009 F PKS mengusulkan dana operasional RW.
PK-Sejahtera Online: Upaya F PKS DPRD Kota Bandung dalam memperjuangkan aspirasi rakyat senantiasa menggelora. Walau terkadang berbagai rintangan bahkan fitnah sering diterima Fraksi bulan sabit kembar yang terkenal kritis dan vokal dalam membela aspirasi warga Kota Bandung ini.
“F PKS itu sebelas orang namun mereka cicing wae”, itu sebagian cibiran dan kata sinis yang diterima para da’i dunia bergetah yang seharusnya membuat orang tidak betah.Mekanisme voting sering kali membuat F PKS menelan pil pahit kekalahan. Sebelas orang anggota dewan dari F PKS dalam membela aspirasi rakyat tidak mampu membendung fraksi lain yang berbeda pendapat.
Sekretaris F PKS DPRD Kota Bandung Tedi rusmawan menyatakan aspirasi rakyat yang dibela PKS sering tidak mendapat dukungan dari fraksi lain, misalnya kasus pembelaan pedagang pasar Cicadas dan aspirasi warga Punclut. Kedua kasus ini kandas setelah divoting. Jumlah sebelas anggota F PKS masih kalah jika dibandingkan total empat puluh lima anggota DPRD Kota Bandung. Untuk memaksimalkan perjuangan menyampaikan aspirasi warga agar kuat di parlemen serta bisa mengontrol jalannya pemerintahan dengan baik, maka diperlukan tambahan kursi F PKS DPRD Kota Bandung menjadi 26 kursi atau lima puluh persen plus satu. Perjuangkan dana operasional RW tiga juta rupiah pertahunKalah voting tidak menyebabkan anggota F PKS loyo dalam memperjuanglan aspirasi warga. Terbukti pada anggaran 2009 F PKS mengusulkan dana operasional RW per tahun sebesar tiga juta rupiah pemkot usulkan satu juta rupiah akhirnya disepakati tujuhratus ribu rupiah per tahun. Untuk RT diprogramkan PKS satu juta lima ratus ribu rupiah pemkot usulkan lima ratus ribu ribu rupiah disepakati lima ratus ribu rupiah. Insentif anggota linmas diajukan lima ratus ribu rupiah disepakati seratus ribu rupiah.Untuk KTP, KK dan Akte Kelahiran PKS usulkan gratis, pemkot usul KTP, KK gratis, akte bayar lima puluh ribu rupiah disetujui oleh DPRD semuanya gratis. Anggaran pendidikan di luar gaji, PKS usulkan 20 persen, pemkot usul 5,3 persen disepakati 15,7 persen. Anggaran penanganan banjir PKS usulkan 10,8 milyar rupiah usulan pemkot 1,9 milyar disepakti 13,8 milyar rupiah. (pks bandung)

PKS Sahabat Masyarakat

"Sesuai dengan program bulan siaga III, kader PKS terus intensif bertemu dengan masyarakat terlebih pada hari sabtu ahad. Kami ingin menjadikan warga sahabat PKS.
PK-Sejahtera Online: PKS, yang mencanangkan program bulan Februari sebagai Bulan Siaga III, terus beraksi dalam pelayanan dan sosialisasi ke masyarakat. Kader, caleg dan struktur PKS secara simultan berkoordinasi untuk menjalankan program tersebut.Intensnya kegiatan sosial PKS dini, menjadikan PKS sebagai sahabat masyarakat.
"Sesuai dengan program bulan siaga III, kader PKS terus intensif bertemu dengan masyarakat terlebih pada hari sabtu ahad. Kami ingin menjadikan warga kota bogor Sahabat PKS. Maksudnya, warga Kota Bogor SAbtu aHAd Bersama AnggoTa PKS. Tentunya dalam berbagai bentuk kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan warga," imbuh Iman Nugraha Ketua Bidang Operasi DPD PKS Kota Bogor.
Untuk sabtu ahad ini (21-22), kegiatan PKS terlihat merata di seluruh kecamatan. Bazaar beras murah dan sembako dilaksanakan di kelurahan Mekarwangi, Kayumanis, Kencana, Kedung Badak, Loji, Gunung Batu, Cilendek Timur, Sukasari, Mekarwangi, dan Kayumanis. Sedangkan pelayanan kesehatan dilaksanakan di Kebon Pedes, Cibadak, Rancamaya, Semplak dan Tegal Gundil.
Selain kegiatan sosial, PKS pun melakukan sosialisasi langsung (direct selling) caleg PKS di tingkat daerah, provinsi maupun pusat. Di Bogor Barat, kader PKS melakukan senam bersama sebelum melakukan aksinya."Kebugaran fisik merupakan salah satu kunci kemenangan. Jika fisik sehat, kita pun bisa tersenyum dan menyapa masyarakat dengan hangat," ujar Dudi Sumantri Ketua DPC Bogor Barat.
Senam Nusantara yang dibuat oleh Bidang Pemuda dan Olahraga mampu menyegarkan kader PKS dengan berbagai gerakan dinamis yang diiringi dengan lagu-lagu daerah yang energik. Seusai senam, kader PKS Bogor Barat melakukan jalan sehat sembari mensosialisasikan PKS ke masyarakat.
Menurut Iman Nugraha, intensitas kegiatan pelayanan dan sosialisasi akan terus meningkat sebagai persiapan menghadapi kampanye terbuka.Selain itu, peran PJ RW PKS pun akan terus dioptimalkan dalam perencanaan program."Penentuan daerah dan bentuk kegiatan pelayanan kami susun berdasarkan laporan dari setiap PJ RW PKS Kota Bogor sebagai perwakilan struktur PKS yang terdekat ke masyarakat. Jadi aksi sosial PKS sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat," tegas Iman Nugraha. (pks kota bogor)

Presiden PKS: Partai Jadi Pintu Masuk Berantas Korupsi

Jakarta, RMonline. Presiden PKS Tiffatul Sembiring mendukung penguatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam melaksanakan tugasnya.
Hal itu dikatakannya disela acara Deklarasi Anti Korupsi Partai Pemilu di Gedung KPK, Rabu (25/2).
Tiffatul menyambut positif deklarasi tersebut. “Deklarasi bagus. Jadi lembaga-lembaga seperti KPK harus diperkuat sehingga pemberantasan korupsi bisa berjalan sesuai dengan harapan,” kata Tiffatul. Namun, kata dia, dalam pemberantasan korupsi di Indonesia, tidak bisa diserahkan ke KPK saja. Tapi diperlukan komitmen dan keseriusan dari partai politik. “Partai politik harus menjadi pintu masuk dalam pemberantasan korupsi. Kalau komitmen partai tidak ada, outputnya akan jelek,” ujarnya.
[dry]http://www.rakyatmerdeka.co.id/indexframe.php?url=situsberita/index.php?pilih=lihat_edisi_website&id=71862

Bisakah Kita (Ummat) Bersatu?

Presiden PKS, Tifatul Sembiring
Bisakah Kita (Ummat) Bersatu?
Menyambut Tahun Baru 1430 Hijriyah
Oleh: TIFATUL SEMBIRINGPRESIDEN PKS

Tahun baru hijriyah diyakini banyak pemikir Islam sebagai tahun kebangkitan Islam, bahkan menjadi titik balik kemenangan perjuangan Rasulullah saw. dan para shahabat. Setiap tahun kita memperingati tahun baru Islam ini, namun sudahkah secara substansial ada pencerahan di tubuh ummat dengan berlalunya tahun baru demi tahun baru? Sudahkah semangat energizing berhasil kita serap dari momentum yang menjadi titik balik kemenangan tadi…?. Masih banyak permasalahan ummat yang belum tuntas kita upayakan solusinya, termasuk masalah persatuan ummat dan pemunculan sosok-sosok pemimpin yang berkualitas.
Perpecahan selalu membawa malapetaka dan kerusakan besar di tengah-tengah ummat. Kurang percayakah kita? Kurang yakinkah kita setelah demikian banyak bukti sejarah memberi pelajaran? Perpecahan, perselisihan di perang Uhud misalnya, mengakibatkan gagalnya kemenangan yang semula sudah diraih. Rasulullah saw. tembus di pipinya karena dilempari dengan pecahan besi, yang ketika dicabut menyebabkan dua gigi beliau patah. Bahkan ketika para sahabat memapah beliau ke tempat yang lebih tinggi, Rasulullah saw terperosok ke dalam lubang jebakan yang berisi senjata tajam, sehingga paha beliau sobek dan jatuh pingsan karena begitu banyaknya darah yang keluar.
Kurang yakinkah kita akan efek dari perpecahan? Tengoklah perang Shiffin yang disebabkan oleh konflik antara Ali dan Mu’awiyah. Perang yang menelan korban 80.000 muslimin. Sebuah tragedi kelam dalam sejarah Islam. Belum paham jugakah kita bagaimana pedihnya perpecahan? Di Iraq, ratusan orang menjadi korban ketika kaum Syi’ah menyerang kaum Sunniy. Selanjutnya kaum Sunniy menyerang kaum Syi’ah sehingga meninggal pula sejumlah orang, dan seterusnya tak berkesudahan. Padahal sunniy bukanlah musuh syi’ah dan syi’ah bukanlah musuh sunniy? Musuh mereka adalah sang penjajah Amerika. Belum sadarkah kita tentang apa yang terjadi di Palestina? Ketika Presiden Palestina—Mahmud Abbas—berkunjung ke Indonesia dan mengundang untuk berdiskusi, dengan tegas saya sampaikan kepada beliau, bahwa bangsa Palestina tidak akan meraih kemenangan kecuali mereka bersatu melawan Israel. Benarlah kata Imam Ali dalam pesannya, “Kebenaran yang tidak terorganisir akan dapat dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir”.
Sesungguhnya modal kita untuk bersatu sangat sederhana. Ialah ketika kita sepakat untuk mengucapkan “Asyhadu an laa ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadurrasulullah”. Bagi kami, ketika seseorang menyatakan komitmennya untuk taat pada Allah dan Rasul-Nya, cukuplah itu. Soal fiqh, furu’, cabang-cabang, pendapat, mari kita bicarakan, mari kita diskusikan, mari kita perdalam. Wong niatnya sama-sama mau masuk surga kok, kenapa harus cek-cok?

TANTANGAN & VISI KE DEPAN
Sebetulnya apakah persoalan pokok ummat? Agenda mendesak apa yang perlu kita selesaikan bersama? Hal terberat yang sedang dihadapi ummat kini adalah kemiskinan, yang nyaris mendekatkan mereka kepada kekufuran. Ada beberapa contoh kasus, di Bandung misalnya, seorang Ibu(berkerudung pula) sampai hati membunuh anaknya karena khawatir anak-anaknya miskin. Juga di Makassar, seorang Ibu yang sedang hamil meninggal karena kelaparan. Tiga hari dia tidak makan, demikian pula anak-anaknya.Kelemahan ekonomi ummat adalah penyebabnya. Hingga saat ini kemampuan ummat untuk berekonomi belumlah memadai. Bagai menjadi budak di negeri sendiri. Baik dari sisi akses terhadap sumber daya maupun skill-nya. Ekonomi masih dikuasai oleh sistem, konvensional ribawi. Lalu datanglah krisis ekonomi, masalah semakin berat. Akibatnya langsung dapat dilihat. Untuk menyelamatkan keluarga, para gadis dan ibu-ibu berangkat menjadi TKW diluar negeri. Dimana ‘izzah ummat ?, martabat bangsa. Begitu kerap kita mendengar kasus-kasus yang menyayat hati: ada yang diperkosa, dihukum mati, ada yang terjun dari tingkat empat lantaran tidak tahan disiksa majikan. Dan kita tidak mampu melindungi mereka. Masalah moral juga menorehkan catatan menyedihkan. Kita dapati tokoh-tokoh muslim yang namanya seperti nama Nabi, seperti gelar Nabi, seperti nama orang sholeh namun ditangkap KPK. Mereka menjadi harapan ummat, menyandang nama terpercaya, namun ternyata korupsi. Seberapa kuatkah komitmen moral kita? Moral Islam.
Agenda berikutnya adalah pendidikan. Soal penyiapan SDM unggul, yang dapat diandalkan menjalankan roda pembangunan ummat. Apalagi persiapan kepemimpinan nasional dimasa mendatang. Sekarang saja, bangsa besar ini seperti kebingungan mencari calon pemimpinnya. Kita masih saling bertanya satu sama lain, padahal kita berdoa “waj’alna lil muttaqiina imaman”. Kita mohon pada Allah swt. agar menjadikan anak-anak kita sebagai pemimpin orang-orang bertaqwa.Memang kita memiliki banyak pesantren. Namun setelah kami riset, pesantren-pesantren tersebut dapat kita bagi dalam dua kategori. Kategori pertama adalah pesantren yang memiliki metode pengajaran dan kurikulum bagus, namun sarananya amat memprihatinkan. Di sebuah pesantren kami pernah menemukan sebuah ruang 3x4 m2 yang dihuni oleh 30 anak. Sanitasinya tidak terawat, bak penampung air mandi yang tak pernah diganti sehingga menyebabkan penyakit kulit. Bahkan ada sebuah pemeo, tidak sah menjadi santri kalau tidak kudisan. Kelompok kedua adalah pesantren yang memiliki sarana bagus, namun kurikulumnya tidak memiliki keunggulan. Penyiapan kwalitas SDM ummat ini perlu pembenahan, dengan sinergi dan persatuan dan keuatan bersama tentunya.

SIAPA YANG HARUS BERBUAT?
Dalam konteks ummat Islam Indonesia setiap orang tentu merujuk kepada NU dan Muhammadiyyah dengan segenap elitenya. Pertanyaannya adalah, bisakah kita menurunkan tensi jurang pemisah. Saling adzillatin, menjalin tali asih. Saling merendah dan bukannya saling gengsi. Bisakah kita sesama ummat BERHENTI saling mencurigai(su’uzhan), saling mengintai(wa laa tajassasu), saling membelakangi dan saling menggunjing(ghibah). Kita membutuhkan persatuan dalam kesejukan ikatan kasih sayang persaudaraan. Bila bersatu, maka kita akan kuat dan insya Allah sanggup untuk menghadapi kekuatan kebathilan apapun bentuknya.
Sangat mungkin dan sangat layak ummat ini bersatu. Pak Din, Pak Hasyim dan Pak Hidayat—tokoh-tokoh harapan ummat--sama-sama alumni Gontor dan sama-sama menduduki posisi strategis. Dengan seringnya tokoh-tokoh yang dicintai ummat ini bersilaturahim, syak wasangka akan terhapus, keakraban akan kian kokoh dan berbagai pemikiran untuk kemajuan ummat dan bangsa akan mengalir deras. Terbayang betapa bahagia dan sejuknya hati ummat menyaksikan para pemimpinnya kokoh bersatu. Sesuatu yang sudah amat kita rindukan.
Tak ada ghill secuilpun dari kami terhadap NU dan Muhammadiyyah. Kami tidak memiliki rencana negatif apapun terhadap saudara-saudara kami NU dan Muhammadiyyah. Kami bergerak di ranah politik, sama dengan saudara-saudara kami parpol Islam lainnya. Membenahi eksekutif dan legislatif, mengadvokasi ummat di ranah pembuatan kebijakan publik. Bila perjuangan di ranah politik ini mendapat dukungan dari saudara-saudara kami yang lain, khususnya ormas-ormas, tentu kita akan memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Demikianlah harapan kita, ummat ini menjadi kuat, karena kita saling merunduk, saling merangkul, bagaikan satu tubuh. Sehingga kita (ummat) ini bisa dan harus bersatu untuk maju. Selamat Tahun Baru 1430 Hijriyah !

Tak Mau Dikadali, PKS Siapkan Ribuan Saksi

“Untuk penyerahan nama caleg ke KPU, PKS yang pertama dan alhamdulillah untuk training saksi PKS juga yang pertama. Ini menunjukan bukti kesiapan PKS menyambut kemenangan”, urainya bangga.
PK-Sejahtera Online: Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sepertinya tidak main-main dalam mengawal proses kemenangan pesta demokrasi 2009. Meski pemilu baru digelar 9 April mendatang, namun PKS pada Ahad (1/3) sudah menggelar traning saksi di Asrama Haji, yang dikuti oleh 1000 peserta, yang disebut dengan Tim Delapan Ketua Bapilu PKS Batam, Prijanto mengatakan, untuk wilayah Kepri, PKS adalah satu-satunya partai yang pertama mengadakan training saksi. “Untuk penyerahan nama caleg ke KPU, PKS yang pertama dan alhamdulillah untuk training saksi PKS juga yang pertama. Ini menunjukan bukti kesiapan PKS menyambut kemenangan”, urainya banggaLebih lanjut Prijanto mengatakan, pada pemilu nanti PKS bakal menyiapkan 3.500 saksi. Mereka akan disebar di 1700-an TPS di seluruh Batam. ”Kami akan menempatkan dua orang saksi untuk satu TPS,” ujarnyaMenurut Priyanto, salah satu kewajiban saksi adalah mengikuti proses pemungutan, penghitungan, hingga rekapitulasi hasil penghitungan suara, dari awal sampai akhir pelaksanaan pemilu di TPS. ”Kami sengaja mengadakan pembekalan ini supaya para saksi benar-benar siap mengawal proses pemilu di masing-masing TPSTraining saksi Tim Delapan dilakukan untuk mengantisipasi adanya praktik kecurangan pada saat pemilihan dan penghitungan suara. Apalagi PKS pada pemilu 2004 memiliki sejarah kelam dengan hilangnya 5 kursi di DPRD Batam. “Harusnya jumlah kursi PKS itu 11, namun karena ada kecurangan jadi 6 kursi”, sambung Prijanto
Hal senada dikatakan oleh Ketua DPD PKS Batam, Riky Indrakari. Riky mengatakan pada pemilu 2004 terjadi kekisruhan politik yang jelas-jelas merugikan PKS. Menurutnya pada saat itu ada konspirasi antara caleg, partai politik dan unsur dari KPU dan pemerintah. “Tidak ada dasar yang jelas, pada saat itu KPU Batam melakukan pemilu ulang di Kecamatan Sei beduk”, urai Riky tegas.
Untuk itu agar pemilu 2004 di Batam tidak berulang sebagai pemilu yang buruk di Indonesia, maka yang perlu diwaspadai menurut Riky adalah adanya terorisme politik. Riky menguraikan terorisme ini wujudnya banyak, yang salah satunya dalam bentuk penggelembungan suara. “Dipersiapkannya para saksi PKS yang rangkap salah satunya untuk mewaspadai hal tersebut” tutupnya.
Pada acara tersebut juga dilakukan ikrar Tim Delapan Pemilu 2009 yang dipimpin oleh Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah PKS Kepri Abdul Rahman, Lc sebagai kebulatan tekad untuk memenangkan dakwah di Pemilu 2009 (isy)

Selasa, 03 Maret 2009

I'M The Winner Seri 2

LAZY? DON’T EVER THINK!
- Melibas si MALAS
MALAS, Cuma lima huruf sih. Tapi efeknya? Uh, bias jadi cerpen alias beribu-ribu huruf panjangnya. Kalau nggak mawas, si malas bisa bikin tewas! Wah, segitu parahkah? Bahas tuntas si malas, yuk!

Ugghhhh….. SEBEL!
Pasti dong kamu pernah ngerasain ‘serangan musuh’ satu ini, atau malah sering? Duh, bawaannya nggak pengin ngapa-ngapain! Asyiknya tidur, bengong sambil ngemil. Trus berharap tiba-tiba ada di tepi pantai dengan segelas jus dan sepotong black forest (lho?). pokoknya nyantai abis deh. Aih, kok bisa gitu? Kalau dikulik-kulik, penyebabnya beragam banget. Apa aja sih?

1. Bosan dengan aktivitas yang ada.
2. Capek, banyak kerjaan yang bikin fisik dan batin lelah.
3. Nggak semangat, nggak punya motivasi.
4. Bingung, kerjaan numpuk tapi nggak tahu mana yang mesti dikerjakan lebih dulu. Ujung-ujungnya jadi males, deh!

Nah lo! Gimana dengan kamu sendiri? Bisa sama bisa lain ya dengan alasan-alasan di atas. Namun, dari lontaran-lontaran tersebut, penyebab paling umum adalah bosan dengan aktivitas yang ada. Kenapa bisa bosan? Sebelumnya kita cari tahu dulu yuk, apa sebenarnya mala situ.

Malas itu….
Tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu, segan, tidak suka, dan tidak bernafsu. Itu definisi malas yang tertera di KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA.
Malas yang nggak bernafsu biasanya karena alasan capek dan bosan. Malas yang segan, karena aktivitas yang dilakukan terasa monoton. Malas yang nggak suka, karena kurang semangat atau nggaka ada motivasi. Sedangkan malas yang tidak mau bekerja, biasanya disebabkan nggak punya planning hidup yang jelas. Kamu YANG MANA? Semuanya?!? Wah, ini sih malas pangkat tujuh!

Ah Nida, aku Cuma nyantai sebentar aja kok, nggak keterusan deh!
Mungkin ada apologi seperti itu, sebab kadar malas sendiri bermacam-macam. Ada yang Cuma sebentar saja, kemudian bisa melanjutkan aktivitas lagi. Ada yang cukupan (perlu waktu agak banyak untuk nyantai). Ada juga malasnya yang keterusan.

Lantas?
Yang harus diingat, sekecil apapun malas, bisa menyebabkan sesuatu yang besar (dan merugikan, tentu). "Laa shaghirata ma’a al-ishrar," tidak ada sesuatu yang kecil bila dilakukan terus menerus. Begitu kata Ali bin Abi tholib.

Jangan sampai TEWAS
Coba kita pikir hal yang kecil dulu.
Malas mandi ------------------------- badan bau dan penyakitan
Malas bangun pagi ----------------- telat sekolah / kuliah
Malas ngerjain PR ---------------- diomelin guru
Malas ngunci pintu rumah ----- kemalingan
Sampai situ saja? Nggak. Berawal dari yang kecil, maka akan menghasilkan yang besar, begitu juga dengan malas.
Malas belajar atau menuntut ilmu misalnya, bikin kita jadi ‘oon. Wawasan nggak berkembang, otak nggak terasah. Ngomong sama teman nggak nyambung. Boro-boro ikut pelajar teladan, ngerjain soal gampang aja bisa keringatan. Mau kerja ditolak karena nggak punya ijasah. Wiraswata gagal mulu karena gampang dicipoain alias ditipu (abis banyak nggak taunya). Hidup jadi merana. Hiyy, serem, jadi efek domino kan? Perhatikan ilustrasi berikut:
SI Pinter : mari kita berbisnis! Modal dari kamu, yang kerja kamu, dan keuntungan dibagi rata, saya 80% buat kamu 20%, OK?
SI Oon : baik! OK juga tuh….

Lain lagi kalau malas beribadah. Sudah masuk waktu shalat dhuhur masih berleha-leha, trus ketiduran, eh…. Tiba-tiba udah ashar. Padahal kan itu shalat wajib, gimana yang sunnah? Malas puasa, malas baca Al-Qur’an dan menuntut ilmu agama (jadi nggak tahu mana yang halal dan haram), malas pergi haji (meski dokunya ada)…de el el. Kalau ngikutin senandungnya Bimbo: ada kenalan yang bilang, ibadah itu nanti kalau tua saja… wuah, siap-siap deh menderita di akhirat (juga di dunia). Lha wong tujuan kita hidup ada di dunia untuk ibadah, kok….!

Tapiiiii… emang nggak boleh ya, MALAS-MALASAN dikit?
Ehm, bedakan malas dengan istirkha’ atau rileks. Non! Memang sudah dari sononya yang namanya manusia itu adaaaa… aja problemnya. Makanya dalam Al-Qur’an disebutkan sifat-sifat manusia yang suka berkeluh kesah. “ Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” (QS Al-Ma’aarij (70) : 19), lemah “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu[286], dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS An-Nisa’ (4) :28), gelisah “Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, “ (QS Al-Ma’aarij (70) :20) dan tergesa-gesa “ Manusia Telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.” (QS Al-Anbiya’ (21): 37).

Adalah hal wajar saat dalam kehidupan ada rasa suntuk, jutek, bête, bosan, de es be, yang membuat kita ingin keluar dari situasi itu. Nah, disinilah dibutuhkan kondisi rileks dan santai, so, istirkha’ oke-oke saja, bahkan diperlukan. Tapi jangan juga jadi kelamaan, karena ujung-ujungnya jadi MALAS.

Nah, kalo sudah malas tentu harus ada usaha untuk menghilangkannya. Gimana? Yang pertama coba kita petakan penyebab malas, kemudian coba deh cari solusinya.

Penyebab malas:
1. Bosan / Monoton
2. Lagi Banyak Masalah
3. Kecapekan
4. Kerjaan Banyak
5. Nggak semangat

Solusi:
1. Refreshing, tak perlu piknik yang jauh. Cari aja suasana baru, misalnya ubah tata letak kamar kamu.
2. Pilah-pilah masalah dan selesaikan. Kalo perlu minta bantuan orang lain biar kamu bisa memandang masalah itu dari sudut lain. Cara ini bisa sangat ngebantu lho.
3. Istirahat, itu pasti. Tubuh kamu juga punya hak. Bikin skala prioritas dalam melakukan sesuatu.
4. Bersikap realistis. Apakah karena kerjaan yang banyak atau karena ditumpuk? Kalo karena kerjaan yang banyak, atur dan bikin jadwal. Kalo karena ditumpuk? Ini sih salah kamu sendiri J. Selesaikan secepatnya dan bersikap tawazun (seimbang).
5. Cari dong semangatnya J. Banyak gaul dengan orang-orang yang bisa memotivasi diri kita, itu akan membantu menumbuhkan semangat.

Itu Cuma contoh aja, sobat muda. Kamu pasti punya cara sendiri untuk menggerus si MALAS kalau muncul. Tapi ada yang bilang, yang paling penting untuk menghilangkan rasa malas adalah HARAPAN (ingat kisah empat Lilin?). kalo kita berharap dan ikhlas pada Allah, sebenarnya kita tidak pernah malas, walau seberat apapun. Betul juga, ya? Apalagi semestinya nggak ada kamus malas dari diri seorang yang mengaku muslim. Jadi, sobat muda, OPTIMIS aja, bahwa kita pasti bisa melibas si MALAS!....

- Ayo lawan si MALAS
Malas bisa berujung pada kehancuran, percaya atau nggak? Harus! Hehehe… ups, emang benar kok, sobat muda! Okke deh… langsung aja kita ulik!

Story-nya KA’AB bin MALIK
Kamu pasti tahu dong kisah sahabat Rasul, Ka’ab bin Malik, yang diboikot oleh Rasulullah dan sahabat lainnya karena nggak ikut perang Tabuk. Penyebabnya satu, karena bermalas-malasan. Ketika Rasulullah dan para sahabat bersiap-siap, Ka’ab tidak melakukan apa-apa. Begitu juga ketika Rasulullah berangkat, Ka’ab belum menyiapkan apa-apa. Keesokan harinya ia berniat menyusul, namun lagi-lagi ia tak melakukan persiapan. Begitu seterusnya sampai Rasulullah dan para sahabat kembali. Ka’ab tidak memiliki alasan apa-apa, “aku mampu melakukan semua itu jika aku mau.” Berarti? Yap, rasa malaslah yang mendera Ka’ab, sehingga tidak cepat mempersiapkan diri dan tertinggal dari Perang Tabuk. ‘bonusnya?’ Ka’ab bersama dua orang yang lain dikucilkan selama 40 hari, yang menurut Ka’ab, bumi yang luas seakan begitu sempit. Alhamdulillah, setelah sungguh-sungguh bertobat, Allah berkenan menerima taubat Ka’ab dan dua orang yang lain.

Begitulah, kemalasan hanya akan membawa kerugian, masih banyak lagi efek negative dari malas, perhatikan deh penjelasan berikut:

Jadi nggak PRODUKTIF
Seorang muslim harus selalu berorientasi pada produktivitas. Ia harus selalu berusaha mengoptimalkan kemampuan dengan seluruh daya upaya, tidak melakukan pekerjaan dengan setengah-setengah dan bergerak cepat dari satu pekerjaan ke pkerjaan lain. Faidza faraghta fanshab. Maka, apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Begitu kata Allah dalam Q.S. Al-Insyirah : 7.
Produktivitas kerja merupakan suatu kewajiban, kalo leyeh-leyeh dan malas-malasan, bagaimana urusan yang ada bisa selesai?
Hasan Al-Banna berkata : “ kewajiban yang ada lebih banyak dari waktu yang tersedia!”

Nggak DISIPLIN
Ini jelas. Gimana bisa jadi pribadi yang disiplin, kalo kerjaannya Cuma malas-malasan? Ayat diatas (QS Al-Insyirah:7) juga masih berlaku. Setelah satu pekerjaan selesai, kita harus segera menyelesaikan pekerjaan yang lain. Lha ini…, kalo belum selesai tapi sudah malas-malasan, kapan tuntasnya dong?

Nggak punya MANAJEMEN HIDUP yang baik
Setiap diri yang ingin menjadi pribadi yang berhasil, harus pandai mengatur urusan hidupnya dengan baik. Harus juga menghindari kebiasaan yang nggak jelas (ya malas ini), matang dalam pertimbangan, dan memiliki perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Kalo bawaannya malas aja, ketahuan… pasti nggak punya program dan manajemen yang jelas dalam hidupnya.

Wasting TIME
Baca deh ungkapan di bawah ini:
a. Untuk mengetahui nilai satu tahun, tanyalah seorang siswa yang gagal dalam ujian kenaikannya.
b. Untuk mengetahui nilai satu bulan, tanyalah seorang ibu yang melahirkan bayi premature.
c. Untuk mengetahui nilai satu minggu, tanyalah seorang editor majalah mingguan.
d. Untuk mengetahui nilai satu hari, tanyalah seorang buruh harian yang memiliki enam anak untuk diberi makan.
e. Untuk mengetahui nilai satu jam, tanyalah seorang ayah yang sedang menanti kelahiran anaknya.
f. Untuk mengetahui nilai satu menit, tanyalah seorang yang ketinggalan kereta.
g. Untuk mengetahui nilai satu detik, tanyalah seorang yang selamat dari kecelakaan.
h. Untuk mengetahui nilai satu milidetik, tanyalah seorang atlet yang memenangkan medali olimpiade.

Yuk, KERJA!
Yap! Sekali lagi, waktu! Sekali kita malas-malasan, pasti ada waktu yang terbuang percuma. Padahal tak ada sedetik waktu pun yang tak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah nanti.
Duh, kok kayaknya hidup ini jadi kejar-kejaran gitu, sih? Wah, bukan begitu sobat muda. Tapi perintah Al-Qur’an memang tegas:
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan.” (QS At-Taubah : 105)

Tuh, kalo Cuma malas-malasan, apa pekerjaan yang telah kita hasilkan? Apa yang akan Allah perlihatkan pada kita nanti??
Bahkan bukan hanya sekedar bekerja, Allah juga mengajak kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Lihat deh surat Al-Baqarah : 148.
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Islam memang sangat menghargai kerja keras dan mengaitkannya dengan keimanan, sedangkan kebalikannya, malas dianggap sebagai perbuatan dosa. Contohnya nih, sikap malas bekerja dalam Islam bisa menyebabkan kekufuran. Why? Jika kemalasan itu melahirkan kemiskinan dan kemiskinan itu menggiring kepada kekufuran maka kemalasan itulah yang jadi cikal bakal kekufuran. Dosa kan? Trus, hal penting lainnya, jangan juga menyalahkan keadaan.

George Bernard Shaw, penulis drama Inggris, bilang begini: “orang selalu menyalahkan keadaan. Saya tidak percaya kepada keadaan, orang yang berhasil di dunia ini adalah orang-orang yang bangkit dan mencari keadaan-keadaan yang mereka inginkan, dan kalau tidak bertemu, mereka ciptakan keadaan-keadaan tersebut.”
Maksudnya, jangan mudah menyerah. Ketika kita malas dan nggak tahu apa yang mesti kita lakukan, kita harus menciptakan keadaan sendiri yang bisa mengusir rasa malas itu. Gambarannya mungkin seperti ini:

Orang dengan sikap AKU BISA!
Orang dengan sikap “Aku Bisa” akan:
- Mengambil inisiatif untuk menjadikan segalanya terlaksana.
- Memikirkan solusi dan pilihan, dan
- Bertindak

Orang dengan sikap AKU TIDAK BISA
Orang dengan sikap “Aku Tidak Bisa” akan:
- Menantikan sesuatu terjadi padanya
- Memikirkan masalah dan hambatannya
- Selalu merasa jadi korban.

Do'a biar NGGAK MALAS!
Last but not least, Islam memang agama yang lengkap. Bahkan untuk malas pun ada do’anya. Rasulullah SAW selalu berdo’a dengan do’a ini sobat muda:
“Allahumma inni a’uudzubika minal hammi walhazani, wa a’uudzubika minal ‘ajzi wal kasali, wa a’uudzubika minal jubni wal bukhli, wa a’uudzubika min ghalabatid dayni wa qahrir rijaali.”

“ Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kemurungan dan kesusahan, aku berlindung pada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung pada-Mu dari sifat pengecut dan bakhil, dan aku berlindung pada-Mu dari tekanan utang dan kesewenang-wenangan orang.”

Yuk , Lantunkan tiap hari, dan tentu saja dengan usaha yang nyata. OKE?****
bersambung...........

Senin, 02 Maret 2009

PKS Menjawab Fitnah

PKS Menjawab Fitnah

banyak yang simpati lalu mendukung, tapi tidak sedikit yang menebar halang rintang dengan langkah politis, bahkan ada yang menebar kedustaan dengan isu keagamaan. Cara yang terakhir ini berulang kali dimunculkan barbarengan dengan perjuangan politik PKS melalui pemilu legislatif dan pilkada.


TETAP PARTAI DA’WAH, MESKI PKS TERUS DIFITNAH
Bayan Dewan Syari’ah Pusat Partai Keadilan Sejahtera


Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi rabbil alamin wasshalatu wassalamu ‘ala sayyidil mursalin, nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Wa ba’du..

Fenomena partai da’wah PKS dalam blantika perpolitikan nasional telah mengundang banyak hal. Ada ketercengangan, ada pertanyaan, ada pula kekhawatiran bahkan kecurigaan. Menghadapi laju PKS di ranah politik sekaligus ranah da’wah, berbagai pihak melakukan ragam cara. Bertambah banyak yang simpati lalu mendukung, tapi tidak sedikit yang menebar halang rintang dengan langkah politis, bahkan ada yang menebar kedustaan dengan isu keagamaan. Cara yang terakhir ini berulang kali dimunculkan barbarengan dengan perjuangan politik PKS melalui pemilu legislatif dan pilkada.

Kedustaan (iftira) dengan isu keagamaan itu berupa sebutan atau stempel yang sembarangan dan sama sekali mengabaikan perintah Islam untuk klarifikasi (tabayyun) baik dengan meruju dokumen-dokumen PKS maupun dengan menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkompeten di PKS. Kedustaan yang terbaru dibuat oleh yang menamakan dirinya Tim Taushiyah dan Maklumat pada hari Ahad 22 Sya’ban 1429 H/24 Agustus 2008 di salah satu Pesantren. Kami tidak sampai hati menuliskan sembilan nama Kiyai sebagai tim perumus yang sejatinya mukarramun. Inti dari taushiyah tersebut meminta masyarakat khususnya kalangan tertentu dari kaum muslimin, ’agar mewaspadai gerakan Wahabisme yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang bertujuan menghilangkan syari’at dan tradisi Yasinan, Tahlilan, Qunut dan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, serta tradisi lainnya yang suka dilakukan Ahlussunnah Waljama’ah.

Sebagai partai da’wah yang berfungsi memberikan pencerahan kepada masyarakat luas, PKS harus menjelaskan siapa ia sebenarnya. Sesuai AD-ART partai, lembaga yang berkompeten menjelaskan pandangan dan sikap keagamaan PKS adalah Dewan Syari’ah. Sedangkan pandangan atau sikap keagamaan kader PKS secara individual tidak mencerminkan pandangan dan sikap partai. Berikut ini pandangan resmi Dewan Syari’ah Pusat PKS tentang beberapa masalah keagamaan yang telah dipolitisir.

1. PKS dan Ahlussunnah Wal Jama’ah
Sebagai partai dakwah PKS berpegang teguh kepada aqidah ahlussunnah waljamaah dengan sumber rujukan utama sebagaimana termaktub dalam Ittijah Fiqih Dewan syari’ah PKS, berupa Mashadir Asasiyah (sumber hukum primer) yang disepakati oleh Jumhur Ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah, yaitu al-Qur’an, Sunnah yang suci, ijma’ dan qiyas.

2. PKS dan ’Wahabisme’
Tidak ada hubungan antara PKS dengan ’Wahabiyah’, yaitu gerakan yang dipimpin Syekh Muhammad bin Abdul Wahab di negeri Hijaz yang bertujuan untuk memurnikan ’aqidah dari Takhayul, Bid’ah dan Khurafat (TBC), berkerja sama dengan Malik Abdul Aziz dan menggunakan berbagai cara dari yang sifatnya halus sampai yang radikal. Jelas tidak ada hubungan historis karena PKS lahir pasca reformasi 1998. Tidak ada hubungan struktural organisatoris antara PKS dengan organisasi keagamaan di Saudi Arabia. Bahwa di antara pimpinan PKS pernah studi di Saudi Arabia, hal yang sama berlaku juga pada ormas Islam yang lain. Bahkan ada yang pendirinya pernah mukim di sana. Tapi tidak lantas ormas-ormas tersebut boleh dituduh sebagai pengusung ’Wahabiyah’.

3. Kolektivitas dan keberagaman di PKS
Sebagai partai da’wah yang berprinsip kejama’ahan, maka sifat kolektifitas menjadi ciri PKS yang mewadahi keberagaman, baik dalam rekruting kader maupun pandangan keagamaan dan politiknya.

  • Ketua Majelis Syura PKS KH. Hilmi Aminuddin alumni Universitas Islam Madinah, dekat dengan kalangan Persis.
  • Duta besar RI di Saudi Arabia Habib DR. Salim Segaf Al Jufri adalah seorang habib cucu pendiri Al Khairat dan salah seorang pendiri Partai Keadilan. Beberapa habaib yang lain fungsionaris PKS seperti Habib Abu Bakar Al Habsyi, Habib Nabil Al Musawwa, Habib Fahmi Alaydrus.
  • Presiden pertama Partai Keadilan DR. H. Ir. Nurmahmudi Ismail, MSc lulusan Amerika, berlatar belakang pesantren di Kediri yang kental ke NU-annya.
  • Presiden kedua Partai Keadilan dan PKS yang kini Ketua MPR RI DR. H. M. Hidayat Nurwahid, MA lulusan Universitas Islam Madinah, berlatar belakang Muhammadiyah.
  • Presiden PKS yang sekarang Ir. H. Tifatul Sembiring alumni sekolah tinggi teknik di Indonesia dan kursus manajemen politik di Pakistan punya latar belakang organisasi di PII.
  • Ketua MPP-nya Drs. H. Suharna Surapranata, MT lulusan UI dan Jepang berlatar belakang aktivis masjid kampus.
  • Ketua Dewan Syari’ah PKS KH. DR. Surahman Hidayat, MA tamatan universitas Al Azhar Mesir yang bermazhab Syafi’i, latar belakangnya NU dan PUI, sebelumnya PII dan HMI.
  • Beberapa anggota Dewan Syari’ah Pusat juga berlatar belakang NU seperti KH. DR. Muslih Abdul Karim, MA murid kesayangan KH. Abdullah Faqih, Langitan. H. Bukhari Yusuf, MA, sekretaris DSP, murid kesayangan KH. Noer Ahmad S, ahli Ilmu Falak NU. H. Bakrun Syafi’i, MA alumni Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta adalah murid kesayangan KH Ali Ma’shum. H. Amang Syafruddin, Lc, Msi alumnus Pesantren NU Cipasung, Tasikmalaya yang sering dipuji sebagai murid nomor 1.
  • Beberapa ulama seperti Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, MS (ketua Baznas), DR. Ahzami Samiun, MA. (putra dari tokoh NU, KH. Samiun Jazuli), Prof. DR. Ahmad Syathori (alumni pesantren Babakan Ciwaringin dan Buntet), adalah tempat bertanya dan rujukan kader PKS.

4. Furu’iyah di PKS
Da’wah PKS menekankan pada tema-tema besar yang bersifat prinsip (qadhaya ushuliyah). Ini supaya da’wah PKS bersifat mempertemukan mempersatukan (jami’ah-tajmi’iyah) dan tidak menimbulkan perselisihan/perpecahan (tafriqiyah). Ittijah fiqh (orientasi fikih) Dewan Syari’ah PKS mendahulukan fiqh persatuan (i-tilaf) daripada fiqh perbedaan (ikhtilaf). Menggali dan mengambil faidah dari khazanah fiqhiyah yang ada dengan prinsip ”Almuhafazhatu ’alal qadimish shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah” mengambil pendapat klasik yang masih cocok dan pendapat baru yang lebih maslahat. Tapi dalam praktik keseharian memperhatikan harmoni dengan mazhab yang banyak dipraktikan yaitu madzhab Syafi’i. Mengedepankan cara kompromi (thariqatul jam’i) atas tarjih, dan menggunakan prinsip keluar dari khilafiah (khuruj ’anil khilaf) sejauh dimungkinkan. Kemudian terhadap perbedaan dalam masalah cabang (furu’) mengedepankan sikap toleran (tasamuh). Prinsip yang dipegang ”NATA’AWANU FIMA ITTAFAQNA ’ALAIHI WA YA’DZURU BA’DHUNA BA’DHAN FIMA IKHTALAFNA FIHI” – Bekerjasama dalam hal-hal yang disepakati dan saling menghormati dalam hal-hal yang diperselisihkan.

5. Sikap PKS dalam masalah khilafiyah
Berikut ini beberapa masalah khilafiah/furu’iyah yang sering dijadikan alat untuk memfitnah PKS dan pandangan resmi Dewan Syari’ah Pusat PKS tentang itu.

a. Do’a Qunut
Bagaimanapun do’a qunut status hukumnya sunat. Yang disepakati adalah do’a qunut dalam shalat witir, qunut nazilah dalam shalat fardhu yaitu memohon tolak bala dari kaum muslimin dan mendo’akan bencana bagi musuh Islam. Adapun qunut shubuh tetap saja merupakan masalah khilafiyah. Masalah pilihan, paling tinggi posisinya antara rajih dan marjuh, bukan antara sunnah dan bid’ah. Jadi tidak ada bid’ah dalam qunut shalat fajar. Dan mengamalkan yang marjuh bisa menjadi pilihan jika membawa kemaslahatan dalam mu’amalah. Jadi bukan sikap plinplan, tapi cerminan sikap bijak dan cerdas. Secerdas Imam Muhammad bin al Hasan al Syaibani murid Imam Abu Hanifah yang melakukan qunut ketika ziarah ke Mesir dan menjadi imam shalat shubuh. Ini karena beliau menghormati Imam Syafi’i -imam madzhab yang dominan di Mesir. Dan sebijak Imam Syafi’i yang tidak qunut shubuh ketika beliau ziarah ke Imam Muhammad di Baghdad.
Dalam pengamalan di acara-acara PKS kadang qunut shubuh kadang juga tidak, tergantung imamnya. Dan itu tidak pernah ada masalah.

b. Membaca do’a dan tahlil untuk yang meninggal
Pada dasarnya membaca do’a untuk mayit dianjurkan (sunat). Berkat ikatan ’aqidah tauhid tidak terputus hubungan sesama muslim dengan yang sudah mati sekalipun. Dalam al Quran ada do’a ”Rabbanagfirlana wa li-ikhwanina alladzina sabaquna bil imani, wala taj’al fi qulubina ghillan lilladzina amanu.. rabbana innaka raufurrahim”. (QS 59: 10). Menghadiahkan bacaan Surah al Fatihah atau lainnya untuk mayit, atau mewaqafkan/menshadaqahkan sesuatu atas nama atau menujukan pahalanya untuk mayit merupakan amal shalih yang diterima, sesuai pendapat jumhur ulama. Istigfar, tasbih, tahmid dan tahlil merupakan bagian dari keseluruhan do’a yang dibaca. Waktu berdo’a untuk mayit tidak harus dibatasi pada waktu atau hari-hari tertentu, dan tidak boleh disyaratkan, sehingga pilihan waktunya lebih luang dan leluasa sesuai kesempatan atau kemampuan.

c. Perayaan maulid Nabi saw
Perayaan memperingati maulid Nabi Muhammad saw menurut sebagian riwayat, digagas oleh Sultan Salahuddin al Ayyubi di Mesir dalam rangka meningkatkan ruhul jihad umat Islam. Sampai hari ini Universitas Al Azhar sendiri mensyi’arkan peringatan maulid Nabi saw. Bagi kepala pemerintahan seperti Sultan Salahuddin, hal itu merupakan kebijakan yang sesuai syari’ah (siyasah syar’iyah), yang didefinisikan imam Ibnu Uqail sebagai perbuatan yang dilakukan karena lebih maslahat bagi masyarakat dan lebih menghindarkan mereka dari mafsadat, meskipun tidak pernah disabdakan atau dicontohkan oleh Nabi saw. Adapun bagi masyarakat muslim, peringatan maulid Nabi saw pertimbangannya adalah semata-mata kemaslahatan (mashlahah mursalah). Dasar pertimbangan maslahat ini juga yang menyeleksi ragam acara yang dipandang membawa maslahat. Tentu saja dalam konteks ini ada ruang bagi tradisi dan kreasi yang baik, sehingga ada variasi dari tempat ke tempat lain dan dari waktu ke waktu yang lain. Jika dibarengi niat yang lillah, untuk meninggikan Dinullah dan tidak ada sesuatu yang melanggar syari’ah dalam mata acaranya, insya Allah bernilai ’ibadah.

Di lingkungan PKS, biasa diadakan peringatan maulid Nabi saw baik oleh DPP maupun struktur di bawah. Bahkan dianjurkan agar pelaksanaannya bekerjasama dengan masjid, lembaga keagamaan atau masyarakat sekitar. Para kepala pemerintahan kader PKS biasa memprakarsai atau mensponsori. Para da’i atau asatidz kader PKS biasa menjadi penceramah dalam peringatan ini.

d. Yasinan
Disebutkan dalam sebuah riwayat Imam Ahmad bahwa Surah Yasin merupakan qalbunya al Quran. Membacanya merupakan ’ibadah. Disepakati anjuran membacanya di samping orang yang sakit parah. Boleh dibaca untuk pengobatan dengan ruqyah syar’iyah. Boleh membacanya untuk yang sudah meninggal, menurut jumhur ulama. Sejauh ada pendapat yang membuka peluang ’amal, adalah tidak bijak menutupnya bagi siapa yang ingin melakukannya. Waktu membacanya luas, boleh siang apalagi malam dan pada waktu-waktu yang khidmat. Tidak perlu dibatasi pada waktu tertentu. Pertimbangannya adalah kesempatan dan kekhidmatan. Membiasakan acara membaca al Quran atau memilih surat-surat tertentu, insya Allah merupakan ’adah shalihah atau tradisi yang baik. Memilih surat tertentu untuk dilazimkan dibaca, bukan karena mensyaratkan atau membatasi, tapi karena lebih menyukainya atau lebih familiar, insya Allah merupakan kebajikan, semoga Allah mempertemukan pembacanya dengan surat yang dicintai.

Secara umum, merupakan kebijakan dalam da’wah PKS untuk menghidupkan sunnah yang telah ditinggalkan (ihyaul sunnah al mahjurah) dan tradisi Islami yang menyemarakkan syi’ar Islam sebagai cerminan ketaqwaan.

Melalui bayan ini kami serukan kepada segenap pencinta kebenaran dengan semangat iman dan keadaban, agar tidak termakan oleh fitnah dan hasutan baik lisan maupun melalui selebaran gelap yang menuduh PKS adalah Wahabi dan bukan Ahlussunnah Wal Jama’ah. ”Berbuat dusta dan menyebarkannya adalah dosa besar” (HR Bukhori).

Hasbunallah wani’mal wakil, wahuwal muwaffiq ila aqwamith thoriq

Jakarta, 21 Syawwal 1429 /21 Oktober 2008

Dewan Syari’ah Pusat
Partai Keadilan Sejahtera


KH. DR. Surahman Hidayat, MA
Ketua